logo Kompas.id
EkonomiSektor Ritel Masih Menarik
Iklan

Sektor Ritel Masih Menarik

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kendati industri ritel mengalami masa pasang surut, emiten terus berekspansi karena sektor ini dianggap masih tetap menarik. Perubahan perilaku konsumen menyebabkan pengusaha ritel harus jeli dalam menyusun strategi untuk mengembangkan usaha. Penutupan gerai kadang diperlukan sebagai respons terhadap situasi yang terjadi. Pada tahun 2015, misalnya, peritel PT Hero Supermarket Tbk pernah menutup 74 gerainya. Kerugian pun menjadi Rp 144 miliar sepanjang tahun 2015."Pada tahun 2015, kondisi memang sedang berat. Kami meresponsnya dengan merasionalisasi toko dan menutup toko. Akan tetapi, tahun ini tidak ada penutupan toko besar-besaran. Sebagai usaha ritel, wajar jika ada toko yang ditutup semisal karena masalah demografis atau persaingan," ujar Presiden Direktur Hero Stephane Deutsch di Jakarta, akhir pekan lalu.Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, nilai saham Hero tercatat sebesar Rp 1.150, naik 65 poin atau 5,99 persen dibandingkan harga saham pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Peritel lain, PT Matahari Department Store Tbk, akhir bulan ini juga menutup dua toko di Jakarta. Menurut Corporate Secretary & Legal Director PT Matahari Miranti Hadisusilo, kedua toko tersebut tidak mampu berkinerja seperti yang diharapkan.Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga saham Matahari Rp 10.200, naik 475 poin atau 4,88 persen dibandingkan penutupan saham pada hari sebelumnya. Walaupun ada penutupan toko atau gerai, Deutsch dan Miranti sama-sama menyatakan bahwa sektor ritel masih menarik. Namun, perlu ada beberapa penyesuaian agar peritel dapat mengimbangi perubahan perilaku konsumen.Miranti mengatakan, walaupun menutup dua toko di Jakarta, Matahari akan membuka satu sampai tiga gerai lagi hingga akhir tahun ini. "Ada satu gerai yang akan dibuka di Jawa dan dua gerai di luar Jawa. Sektor ritel masih menarik. Itulah sebabnya, kami masih terus berekspansi," kata Miranti.Seiring dengan kemajuan teknologi digital, peritel juga menyasar konsumen secara daring. Sejak tahun lalu, Matahari terus meningkatkan kepemilikan pada perusahaan rintisan MatahariMall.com yang menjual barang ritel secara daring.Meskipun sektor ritel masih tertekan, Deutsch menyatakan optimistis bisnisnya akan berkembang pada tahun ini. "Kami melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional," kata Deutsch. Tahun ini Hero sudah membuka antara lain dua gerai, yaitu Giant Ekstra di Malang dan Giant Ekspres di Manado. Hero akan membuka swalayan Hero dengan konsep baru di Bandung. IKEA, salah satu toko Hero yang menjual perabotan rumah tangga, mulai melayani pembeli secara daring. Toko itu membuka IKEA Distribution Point di Sentul dan IKEA Online Point di Bintaro. "Para pelanggan IKEA di kawasan Sentul atau Bogor dapat membeli produk IKEA secara daring lalu mengambilnya di IKEA Distribution Point. Kami juga akan bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk pengiriman barang sehingga dapat melayani konsumen hingga ke kota lain," kata Direktur Operasional IKEA Mark Edward Magee. Kelak, pelanggan dapat memilih produk IKEA secara daring dan mengambil barangnya di gerai-gerai Giant.Ubah formatPeritel Ramayana juga mengubah format gerainya untuk menarik pengunjung. "Ada beberapa gerai Ramayana yang dikembangkan agar memiliki konsep one stop shopping, salah satunya bekerja sama dengan bioskop untuk menambah penjualan," kata Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Setyadi Surya. Saat ini total gerai Ramayana 116 dan akan bertambah tiga lagi hingga akhir tahun. Tahun depan akan ada lima hingga delapan gerai baru. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga saham Ramayana tercatat Rp 950, tidak bergerak dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Sementara Guardian, toko penyedia produk kecantikan, membuka 14 toko baru.Sementara itu, hasil survei Bank Indonesia memperkirakan terjadinya pertumbuhan penjualan ritel sebesar 5,3 persen selama setahun pada Agustus 2017. Pertumbuhan dipimpin oleh produk pangan dan sandang. Ini menunjukkan, masyarakat sudah lebih banyak berbelanja dibandingkan dengan periode sebelumnya. Survei Bank Indonesia juga menunjukkan, penjualan ritel pada bulan Juli turun 3,3 persen seiring dengan pola konsumsi yang kembali normal setelah ada kenaikan permintaan pada masa Ramadhan dan hari Idul Fitri lalu. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000