Biaya KA Semicepat Jakarta-Surabaya Ditekan
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berupaya menekan biaya pengadaan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Oleh karena itu, pemerintah kemungkinan memutuskan penggunaan jalur rel lama sepanjang 720 kilometer untuk kereta semicepat itu. Meski demikian, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/9), mengatakan, pemerintah belum memutuskan rencana besar pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Keputusan akan diambil awal pekan depan. "Awal minggu depan sudah akan ada keputusan untuk memakai alternatif, jalur yang dulu (lama) atau tidak," kata Luhut. Pemerintah memiliki dua alternatif rancangan pengadaan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Semula, pemerintah berencana membangun jalur rel baru khusus. Namun, pemerintah juga mempertimbangkan pemanfaatan jalur rel yang sudah ada. Setelah mengkaji, lanjut Luhut, pemerintah cenderung memilih menggunakan jalur rel lama untuk kereta cepat. "Sepertinya akan mengunakan jalur yang sudah ada. Kepastiannya seperti apa, tetap harus diputuskan," katanya. Selain alasan waktu, biaya pengadaan juga menjadi pertimbangan pemerintah dalam memutuskan rancangan pengadaan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Penggunaan jalur lama dianggap lebih menghemat biaya. Luhut mengatakan, biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun jalur rel baru bisa lebih dari Rp 100 triliun. Adapun biaya untuk memanfaatkan rel lama bisa separuh dari biaya membangun jalur rel baru.InvestasiSementara itu, Ketua Umum Indonesian National Shipowners\' Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, langkah membuka sektor transportasi bagi investasi asing tetap harus mengedepankan kedaulatan bangsa. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan mengundang investasi asing di bidang transportasi. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, pemerintah mendorong investasi asing di infrastruktur perhubungan. (NTA/ARN)