JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan teknologi finansial atau tekfin tidak bisa lepas dari infrastruktur yang berkaitan dengan jaringan informasi dan komunikasi. Peningkatan infrastruktur diperlukan untuk memperluas area tekfin sehingga menjangkau seluruh Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Rabu (20/9), menyatakan, faktor geografis harus dipertimbangkan dalam pembangunan infrastruktur. Tanpa adanya infrastruktur dalam aspek jaringan teknologi informasi, semua aspek digital tidak akan dapat berjalan baik, termasuk tekfin.
”Indonesia sebagai negara kepulauan akan menanggung biaya penarikan fiber optik lebih mahal dibandingkan negara-negara daratan. Dari 514 kabupaten/kota, ada 58 kota yang tidak disanggupi operator. Sekarang, kita yang di Jakarta bisa menikmati internet dengan kecepatan lebih tinggi dan harga yang lebih murah dibandingkan teman-teman kita di Papua. Apakah itu adil?” tutur Rudiantara dalam seminar nasional ”Masa Depan Pengembangan Fintech di Indonesia” di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Rudiantara menyatakan, pemerintah mengejar peningkatan infrastruktur sehingga bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. ”Saat ini, kita masih berada di posisi keempat di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pemerintah menargetkan, pada 2019 infrastruktur Indonesia menempati posisi kedua,” ucap Rudiantara.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan Hendrikus Passagi mengatakan, penetrasi tekfin memiliki potensi yang besar. Banyaknya pengguna gawai di Tanah Air membuat akses ke teknologi ini menjadi lebih dekat.
Layanan teknologi informasi yang merata dan menjangkau semua lokasi di Tanah Air mampu mendorong pesatnya perkembangan tekfin. (DD12)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.