logo Kompas.id
EkonomiPengembangan Jagung Terkendala...
Iklan

Pengembangan Jagung Terkendala Luas Lahan

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Luas lahan usaha yang kecil menjadi salah satu kendala pengembangan produksi jagung. Oleh karena itu, selain pemberian insentif serta pemakaian benih, pupuk, dan fasilitas pascapanen, pemerintah dinilai perlu mengupayakan perluasan lahan pertanian.Demikian sebagian rekomendasi Rembug Jagung Nasional 2017 yang digelar Pusat Kajian Pangan Strategis (PKPS) di Jakarta, Rabu (20/9). Rata-rata luas kepemilikan lahan petani terus turun dari 0,98 hektar (ha) pada 1983 menjadi 0,36 ha pada 2013. Selain itu, luas lahan pangan Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain, yakni 9,78 juta ha atau rata-rata hanya 451 meter persegi lahan per kapita. Sementara negara-negara lain, seperti China 1.120 meter persegi per kapita, India 1.590 meter persegi per kapita, dan Thailand 5.229 meter persegi per kapita.Perluasan lahan dinilai merupakan isu yang penting diselesaikan untuk mengembangkan pertanian Indonesia. Perluasan bisa ditempuh antara lain dengan memanfaatkan lahan potensial, seperti lahan bekas tambang, bekas perkebunan, serta alokasi lahan hak guna usaha dan perhutanan sosial.Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto menyatakan, saat ini Indonesia memiliki potensi perluasan lahan sekitar 38 juta ha. Lahan ini terdiri dari lahan bekas tambang, lahan integrasi perkebunan, lahan hak guna usaha PT Perkebunan Nusantara (Persero). Ketua Pusat Kajian Pangan Strategis PKPS Siswono Yudo Husodo menyampaikan hal serupa. Dengan memperluas lahan pertanian, maka produksi jagung nasional dapat ditingkatkan. "Saat ini rata-rata kepemilikan lahan per petani kurang dari 0,3 ha, bahkan 56 persen tidak berlahan atau menyewa lahan," ujar Siswono.Data produksi juga disorot dalam rembug nasional itu. Data dianggap penting karena menjadi acuan kebijakan. Oleh karena itu, muncul usulan mengenai pengaturan surplus dan defisit untuk menjaga stok, mengendalikan harga, sekaligus melindungi petani di dalam negeri.Data produksi dinilai tidak sinkron jika disandingkan dengan kebutuhan serta impor jagung dan bahan baku pakan. Dengan produksi 23,1 juta ton-menurut data pemerintah-seluruh kebutuhan di 2015 yang diperkirakan 17 juta-19 juta ton semestinya terpenuhi. Namun, impor jagung masih dilakukan, yakni 1,3 juta ton. (MKN/DD04)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000