logo Kompas.id
EkonomiIkan Nila Jadi Andalan Usaha...
Iklan

Ikan Nila Jadi Andalan Usaha Budidaya

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi ikan nila tahun ini mencapai 1,5 juta ton. Target ini meningkat 50 persen dibandingkan dengan 2016 yang sebanyak 1 juta ton.Saat ini, komoditas nila merupakan andalan perikanan budidaya di Indonesia.Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto saat dihubungi Kompas, di Jakarta, Selasa (26/9), menyampaikan, produk ikan nila menjadi andalan karena sudah dikenal masyarakat. Bahkan, sebagian produk nila diekspor ke Amerika Serikat."Indonesia sudah bisa memproduksi beragam varietas nila," ujarnya.Slamet menambahkan, di samping nila, ikan lele dan gurame juga menjadi produk ikan air tawar yang digemari masyarakat. Adapun produksi ikan lele tahun ini ditargetkan 1 juta ton dan sudah mulai diekspor ke Timur Tengah dalam bentuk irisan daging.Tahun ini, produksi perikanan budidaya ditargetkan sebanyak 22,79 juta ton, yang meliputi 7,9 juta ton ikan dan 16,17 juta ton rumput laut basah. Sementara dari target 7,9 juta ton ikan, sebanyak 1,5 juta ton atau 19 persen di antaranya merupakan komoditas nila.Kendati menjadi komoditas andalan perikanan budidaya, harga ikan nila di beberapa daerah, di antaranya Kabupaten Bandung, Jawa Barat, anjlok hingga 30 persen.Andriawan, pembudidaya ikan di Blok Kampung Sayuran, Kelurahan Mekar Mukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, harga ikan nila di tingkat pembudidaya yang biasanya Rp 16.000-Rp 18.000 per kilogram anjlok menjadi Rp 12.000 per kg.Namun, permintaan masyarakat terhadap ikan nila menurun. Harga ikan di tingkat konsumen masih berkisar Rp 21.000-Rp 23.000 per kg. Kondisi sebulan terakhir itu memukul usaha pembudidaya.Sebaliknya, harga pakan ikan cenderung tetap tinggi sehingga biaya produksi budidaya kini semakin berat. Harga pakan yang sekitar Rp 810.000 per kuintal dinilai tidak sebanding dengan harga jual yang merosot."Harga jual ikan terus turun, sedangkan harga pakan tidak bisa turun. Akhirnya beberapa pembudidaya berhenti produksi. Produksi dialihkan ke pembudidaya lain," ujar Andriawan.Slamet menyebutkan, penurunan harga nila kemungkinan bersifat musiman dan dapat diantisipasi dengan diversifikasi produk perikanan, seperti lele dan gurame. (LKT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000