logo Kompas.id
EkonomiSUMBER DAYA MANUSIA Pemegang...
Iklan

SUMBER DAYA MANUSIA Pemegang Kunci Perubahan

Oleh
· 4 menit baca

Kita berada dalam dunia yang semakin labil, tidak pasti, rumit, dan rancu. Menghadapi kondisi itu, keterampilan baru dibutuhkan untuk mengarungi ekonomi baru. Sumber daya manusia yang unggul menjadi pemegang kunci dengan pilihan menjadi aktor penting atau korban perubahan. Perubahan pasti akan datang dan terjadi cepat. Michael Saylor, Chairman and CEO Microstrategy Inc (2012), menyebutkan, ada tiga revolusi ekonomi yang berlangsung sejak pertengahan abad ke-18 hingga sekarang. Ketiga revolusi itu adalah revolusi pertanian (sering juga disebut revolusi agraris atau revolusi hijau), revolusi industri, dan revolusi informasi. Setiap revolusi datang lebih cepat daripada revolusi sebelumnya. Revolusi pertanian butuh seribu tahun untuk bertransformasi dari kehidupan nomaden ke penguasaan lahan dengan peningkatan produktivitas pertanian. Revolusi industri butuh ratusan tahun untuk beralih dari ketergantungan pada komoditas pertanian ke produk manufaktur. Revolusi informasi hanya butuh puluhan tahun untuk mengubah setiap sendi kehidupan dan bisnis menjadi berbasis teknologi informasi. Tahun 2018 diprediksi terjadi inovasi besar-besaran terkait layanan aplikasi mobile di seluruh dunia. Pada 2025, layanan mobile menjadi perangkat paling mendasar untuk setiap sendi kehidupan modern. Di Indonesia, perubahan terjadi tidak persis mengikuti rentang waktu revolusi dunia yang waktunya sangat panjang, tetapi dasar perubahannya mengikuti pola dunia. Perubahan di Indonesia sejak kemerdekaan dapat dibagi dalam empat fase ekonomi. Dimulai dari fase ekonomi yang fokus pada sektor pertanian dengan lonjakan komoditas (generasi pertama), fase ekonomi industri (generasi kedua), fase ekonomi kreatif (generasi ketiga), dan fase ekonomi yang menekankan pemanfaatan teknologi informasi (generasi keempat). Dalam 30 tahun terakhir, perubahan di Indonesia begitu cepat. Indikasi pertama dapat dilihat dari pola migrasi yang membuat kota memiliki daya tarik besar sebagai domisili dan tempat usaha. Porsi masyarakat di perkotaan semakin besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2010 hampir 50 persen penduduk tinggal di perkotaan. Tahun 2020 porsinya diperkirakan menjadi 56,7 persen dan pada 2035 menjadi 66,6 persen.Orientasi wilayah ini menyebabkan perubahan pada struktur ekonomi dan permintaan tenaga kerja. Dalam 30 tahun terakhir, struktur perekonomian mulai bergeser dari sektor primer (pertanian dan pertambangan) ke sektor tersier yang banyak diisi pekerjaan yang bersifat melayani (jasa). Jika pada akhir tahun 1980-an kegiatan sektor primer masih menyumbang cukup besar terhadap produk domestik bruto (37,16 persen), tahun 2017 ini tinggal 21,28 persen. Sebaliknya, sumbangan sektor tersier meningkat dari 45,86 persen menjadi 58,46 persen. Pasar tenaga kerja juga berubah. Sekarang lebih banyak orang bekerja di sektor jasa, hanya 35,57 persen dari total penduduk bekerja pada akhir tahun 1980-an menjadi 53,7 persen tahun ini. Sebaliknya, sektor primer yang semula menyerap tenaga kerja 55,8 persen berkurang menjadi hanya 33 persen. Terus belajarSering disebut sukses (manusia ataupun institusi) bukanlah bagi yang terpintar atau terkuat. Yang paling mampu menyesuaikan diri dalam setiap kondisi dan perubahan yang memetik kesuksesan. Perusahaan yang tidak mampu berubah akan lenyap, sebesar atau sekuat apa pun perusahaan itu, seperti dialami Nokia dan Kodak. Perubahan membuat kompetisi berubah. Kompetensi yang dikuasai sekarang tidak menjamin seseorang sukses pada masa depan. Banyak profesi atau jenis pekerjaan yang tidak ada pada 10 atau 30 tahun lalu. Pekerjaan yang akan dilakukan lima atau 10 tahun ke depan juga belum tentu ada sekarang. Karena itu, individu harus terus-menerus belajar, mencermati kecenderungan yang terjadi, dan bersiap dengan kompetensi baru yang dibutuhkan. Laporan Forum Ekonomi Dunia memetakan 10 keterampilan utama yang dibutuhkan pada 2020. Sepuluh keterampilan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreativitas, manajemen SDM, koordinasi dengan pihak lain, kecerdasan emosional (EI), kemampuan menilai dan mengambil keputusan, orientasi layanan, negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. Dua keterampilan baru masuk dalam daftar kebutuhan tahun 2020 yang berbeda dari tahun 2015, yaitu kecerdasan emosional dan fleksibilitas kognitif. Pada daftar tahun 2015 kedua keterampilan ini tidak ada karena yang dibutuhkan adalah kemampuan mendengar aktif dan pengawasan mutu. Selain individu kompeten, dibutuhkan juga kualitas lain untuk menghadapi perubahan, yaitu percaya diri, kemampuan berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan memahami budaya berbeda. Untuk mendapatkan individu dengan persyaratan di atas, organisasi atau perusahaan harus mampu membuat tawaran menarik bagi individu-individu unggul agar mau bersama-sama menghadapi perubahan. Tawaran itu meliputi visi perusahaan, kesempatan mengembangkan karier, insentif finansial, lingkungan pekerjaan yang menyenangkan, serta motivasi dan keterikatan dengan perusahaan. Kini, sangat penting mendidik individu-individu supaya terus belajar. Lembaga pendidikan tinggi mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam mencetak individu unggul. Perguruan tinggi perlu fleksibel dalam metode pengajaran dan disiplin ilmu, disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Universitas juga perlu mendidik orang-orang untuk punya kemampuan di sektor jasa sesuai arah ekonomi yang berkembang, termasuk mewujudkan wirausaha untuk melihat peluang usaha.Indonesia menghadapi tantangan berat untuk berselancar dalam perubahan karena kualitas sumber daya manusia yang rendah. Lebih dari separuh angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah (59,61 persen). Hanya 12,26 persen tamat perguruan tinggi (diploma dan universitas). Indonesia akan kehilangan peluang memanfaatkan bonus demografi yang tersedia sejak 2015 dan puncaknya pada 2030-2040 jika tidak mampu menyiapkan individu-individu unggul. ****

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000