Indonesia Dinilai Penting dalam Perekonomian China
Oleh
Aufrida Wismi Warastri
·4 menit baca
CHANGSA, KOMPAS — Indonesia menduduki posisi penting dalam perekonomian Republik Rakyat China. Selain menjadi pasar produk China, Indonesia juga menjadi tujuan investasi, terutama dalam program Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang digagas Pemerintah China.
Hal itu terlihat jelas dalam kunjungan delegasi wartawan Asia Tenggara ke Beijing, Nanjing, dan Changsha, Republik Rakyat China, dari akhir pekan lalu hingga Rabu (27/9). Semua lembaga yang dikunjungi delegasi wartawan memilki proyek di Indonesia, baik yang sudah berjalan maupun dalam masa pemantapan skala yang besar. Sementara di negara ASEAN lain tidak selalu ada. Proyek di Indonesia bahkan dijadikan contoh.
Asisten Presiden Direktur Sany Heavy Industri Co, Ltd, perusahaan produsen alat berat yang memiliki pabrik perakitan di empat negara, Cheng Jing di Changsa, Provinsi Hunan, China, Selasa, mengatakan, pasar di Indonesia sangat bagus. Pihaknya bahkan berencana membangun satu pabrik alat berat di Indonesia yang saat ini dalam tahap konstruksi.
Saat ini pihaknya masih memperdalam rencana investasi ini dengan manajemen perusahaan. ”Indonesia penting bagi kami,” kata Cheng.
Brand Management Sany Heavy Industry Co, Ltd Daisy Liu menambahkan, penjualan produk Sany, yakni mesin pompa beton, mesin derek, dan mesin pengeboran minyak di Indonesia, menduduki posisi tertinggi untuk penjualan produk sejenis dibandingkan negara lain.
Selain untuk melayani pasar Indonesia, produk dari pabrik yang direncanakan dibangun di Indonesia juga untuk melayani pasar di Asia Tenggara. Pihaknya sudah mendapatkan lahan seluas 400 meter persegi di kawasan industri di Karawang, Jawa Barat. ”Kami membutuhkan dukungan pemerintah setempat untuk membangun,” kata Daisy.
Investasi terbesar
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Nanjing, Provinsi Jiangsu, Deputi Direktur Komisi Pengembangan dan Pembaruan Provinsi Jiangsu Hang YouFei mengatakan, Indonesia adalah negara tujuan investasi terbesar dari Provinsi Jiangsu.
Investasi terbanyak ada di bidang pertambangan, terutama nikel dan besi, bidang pertanian untuk produksi karet dan produksi CPO, serta produk tekstil. Saat ini terdapat 24 proyek dari Provinsi Jiangsu yang ada di Indonesia, baik yang sudah jadi maupun dalam proses pembangunan. Total proyek mencapai 3,4 miliar dollar AS.
Impor dari Indonesia ke Jiangsu juga cenderung meningkat. Semester pertama tahun ini terdapat kenaikan impor dari Indonesia ke Jiangsu sebanyak 54 persen senilai 1,77 miliar dollar AS dibandingkan tahun lalu. Namun, ekspor Jiangsu ke Indonesia masih lebih banyak senilai 4,23 miliar dollar AS atau naik 23,8 persen. Ekspor didominasi produk mesin dan produk kelistrikan.
Manajer Kantor Indonesia Nanjing Iron and Steel United Co Ltd (Nisco) Zhang Yang mengatakan, pihaknya sudah memulai membangunan pabrik baja di Medan, Sumatera Utara, dengan nama PT Gunung Garuda bersama PT Gunung Gahapi pada 2013.
Peletakan batu pertama sudah dilakukan pada 2014, tetapi pembangunan ditunda pada 2015 karena masalah pasokan energi di Sumatera Utara dan aspek manajerial yang belum mencapai kesepakatan antara pihak China dan Malaysia. Pabrik direncanakan memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun. ”Kami terus melakukan komunikasi dan pertemuan dengan pihak terkait,” kara Zhang.
Di Nanjing, pabrik Nisco yang berada di Kawasan Pengembangan Jiangning (Jiangning Development Zone) itu memproduksi baja batang dan baja lempeng untuk bahan baku kapal. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, baja diproduksi untuk kebutuhan ekspor.
Sementara itu, Wakil Presiden Sinoma International Engineering Co, Ltd, produsen Huang Ping di Nanjing, memaparkan proyek terbesarnya adalah proyek pembangunan pembangkit tenaga uap berbahan baku batubara di Bayah, Kalimantan Timur, dengan daya 2 x 60 MW. Di area itu juga dibangun pabrik semen dengan pemilik PT Cemindo Gemilang. Pembangunan tahap I telah selesai dan kini memasuki pembangunan tahap kedua.
Maket pembangunan tahap I proyek di Bayah diletakkan di lobi perusahaan. ”Kami kontraktor pembangunan. Setelah diserahterimakan, kami tetap memberikan pelayanan untuk operasional pabrik,” kata Huang.
Pemasaran terbesar
Secara terpisah, Sales Applicaton Manager Asia NR Electric Co, Ltd, produsen peralatan pembangkit listrik dan trasmisi listrik dari Nangjing yang produknya tersebar di lebih dari 100 negara, Carl Liu memaparkan dari 2007 hingga 2016 terdapat 603 penjualan peralatan pembangkit listrik ke negara-negara Asia Tenggara. Dari angka itu lebih dari 51 persen atau 308 transaksi yang dilakukan ditujukan ke perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Sebelumnya, di Beijing berbagai proyek juga dipaparkan, seperti pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh China Railway Group Limited. Selain itu, China Communications Construction Corporation (CCCC) juga tengah menyelesaikan proyek kereta api di Sumatera, pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, tol Binjai-Kualanamu, Sumatera Utara, dan kawasan industri di Bitung, Sulawesi.