logo Kompas.id
EkonomiKereta Buatan INKA Diminati
Iklan

Kereta Buatan INKA Diminati

Oleh
· 3 menit baca

NUSA DUA, KOMPAS — Filipina dan Malaysia tertarik mengimpor kereta buatan PT Industri Kereta Api (Persero). Ketertarikan itu disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Nusa Dua, Bali, Kamis (28/9). Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai dan Sekjen Kementerian Transportasi Filipina Arthur Tugade bertemu bilateral dengan Budi Karya secara terpisah dalam rangkaian Pertemuan Menteri-menteri Bidang Transportasi Asia-Eropa Ke-4. Menurut Budi Karya, ada tiga hal penting yang dihasilkan dalam pertemuan dengan Malaysia dan Filipina itu. Pertemuan dengan Malaysia membicarakan rencana layanan kapal ro-ro Dumai-Malaka, ekspor kereta dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, dan konektivitas udara. "Kebutuhan kereta Malaysia cukup banyak dan mereka tertarik membeli kereta dari INKA. Selain itu, pada akhir Oktober, Bandara Silangit akan menjadi bandara internasional dan akan ada penerbangan Silangit-Singapura disusul Silangit-Penang atau Silangit-Kuala Lumpur," katanya.Adapun dengan Filipina, maskapai Garuda Indonesia tertarik membuka penerbangan ke Manila. Selain itu, Indonesia tertarik belajar keterampilan menjadi nakhoda kapal dari Filipina. "Filipina adalah pemasok nakhoda nomor satu dunia. Di sisi lain, Filipina akan membangun jalan kereta sepanjang 800 kilometer di Pulau Mindanao dan membutuhkan pasokan kereta," kata Budi Karya.Arthur Tugade mengatakan, kerja sama Indonesia-Filipina akan berhasil. Sebab, selain bertertangga, kedua negara juga memiliki prinsip yang sama. "Kolaborasi yang dilakukan akan berhasil," katanya.Terkait layanan ro-ro Dumai- Malaka, Tugade mengatakan, Filipina sudah mengupayakan agar pelayaran Davao (Filipina)-Bitung (Sulawesi Utara) aman. "Kami sudah mengerahkan penjagaan laut dan pantai, dan gerilyawan di Laut Sulu sudah berhasil kami amankan," kata Tugade.Infrastruktur Sebelumnya, Budi Karya juga bertemu secara bilateral dengan Jepang, China, Polandia, Korea Selatan, Singapura, Hongaria, dan Uni Eropa. Seluruh pertemuan itu untuk membahas kerja sama proyek infrastruktur di Indonesia.Pertemuan dengan Korea Selatan membicarakan kemungkinan investasi terkait pengoperasian sejumlah fungsi bandara. Sementara pertemuan dengan Polandia membahas penerbangan langsung Warsawa (Polandia)-Jakarta atau Denpasar, pembangunan kapal, dan industri bus. Pertemuan dengan China membicarakan perkembangan kereta cepat Jakarta-Bandung serta pembangunan Bandara Kualanamu dan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara. "Dengan Jepang, kami membicarakan percepatan pembangunan angkutan massal cepat (MRT), Pelabuhan Patimban (Jawa Barat), dan kereta semicepat Jakarta-Surabaya," ujarnya.Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, ASDP tertarik membangun feri logistik di Polandia. Sebab, Polandia memiliki galangan kapal untuk keperluan logistik. "Kapal yang kami miliki adalah kapal ro-ro penumpang. Kapal ro-ro yang bisa mengangkut truk logistik dalam jumlah besar belum ada. Menurut rencana, kami mau membuat kapal yang bisa mengangkut 200 truk logistik," kata Faik.ASDP ingin membeli kapal roro logistik untuk mendukung program pemerintah dalam memindahkan truk-truk logistik dari jalan raya ke laut. (ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000