logo Kompas.id
EkonomiArun Menjadi Kawasan Ekonomi
Iklan

Arun Menjadi Kawasan Ekonomi

Oleh
· 3 menit baca

BANDA ACEH, KOMPAS — Kawasan Ekonomi Khusus Arun diproyeksi menjadi roda penggerak ekonomi Aceh pada masa depan setelah berakhirnya kejayaan gas alam cair Arun. Kawasan ekonomi khusus itu didukung infrastruktur yang siap pakai, yakni pelabuhan, pergudangan, dan listrik. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Aceh Iskandar yang dihubungi pada Minggu (1/10) mengatakan, setelah keluarnya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2017 tentang Dewan Kawasan Ekonomi Khusus di Aceh pada 13 September 2017, Pemprov Aceh berusaha mempercepat operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun. Presiden menunjuk Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebagai Ketua Dewan Kawasan.KEK Arun berada di bawah konsorsium empat perusahaan, yaitu PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh. Badan pengelola juga segera dibentuk. Saat ini, direktur dan perangkatnya sedang diseleksi. "Kami berharap peluncuran KEK Arun dapat dilakukan pada Desember 2017," kata Iskandar.Infrastruktur bekas kilang gas alam cair (LNG) Arun sudah siap digunakan. Selain infrastruktur, kegiatan ekonomi anggota konsorsium juga sudah berjalan dan akan disinergikan di bawah pengelolaan KEK Arun."Ada empat sektor kegiatan ekonomi di KEK Arun, yakni minyak dan gas bumi, produksi pupuk NPK, pelabuhan ekspor impor dan pergudangan, serta industri minyak kelapa sawit mentah (CPO)," ujar Iskandar.Kegiatan ekonomi di KEK Arun dibuka untuk investor dari luar. Beberapa negara sudah melakukan pembicaraan awal untuk berinvestasi, di antaranya Jordania di bidang pupuk dan Turki di bidang energi. Beberapa negara lain baru sebatas menyatakan ketertarikan. KEK Arun menempati lahan 2.622,48 hektar yang terletak di Kota Lhokseumawe dan sebagian kecil wilayah Aceh Utara. Lahan berada di kawasan kilang Arun Lhokseumawe seluas 1.840,8 hektar, di kawasan Dewantara Aceh Utara seluas 582,08 hektar, dan di kawasan Jamuan Aceh Utara seluas 199,6 hektar.Ketua Kadin Wilayah Aceh Firmandez mengatakan, KEK Arun menjadi harapan baru bagi Aceh setelah kejayaan LNG Arun berakhir dan dana otonomi khusus ditutup pada 2027. Jika KEK Arun berkembang sesuai rencana, diperkirakan sedikitnya 30.000 tenaga kerja akan terserap. "Para pengusaha lokal mendukung penuh upaya pemerintah mempercepat operasional KEK Arun. Selama ini kelapa sawit dan kopi diekspor melalui Belawan (Sumatera Utara). Nanti semua akan berpindah ke Arun," ujar Firmandez.Dosen ekonomi Universitas Syiah Kuala, Rustam Effendi, menuturkan, KEK Arun merupakan kesempatan emas bagi Aceh untuk bangkit. Namun, para pengelola yang ditempatkan di sana harus orang yang tepat. Investasi InalumPT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) berencana membangun pabrik bahan baku alumina melalui kerja sama dengan PT Aneka Tambang (Persero). Menurut Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno, Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) juga akan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk mengembangkan produksi bahan baku aluminium. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kerja sama dengan Pertamina butuh investasi 100 juta dollar AS. Investasi pabrik pembuatan alumina melalui kerja sama dengan Antam Tambang 500 juta dollar AS-600 juta dollar AS. Budi memperkirakan kebutuhan aluminium mencapai 1 juta ton sampai 1,5 juta ton per tahun. "Kebutuhan aluminium akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangunan," ujar Budi.Komisaris Inalum Agus Tjahajana mengungkapkan, produksi aluminium Inalum saat ini 250.000 ton. Untuk memproduksi 250.000 ton aluminium, dibutuhkan bahan baku alumina sekitar 500.000 ton. (AIN/FER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000