logo Kompas.id
EkonomiInvestasi di Indonesia Terus...
Iklan

Investasi di Indonesia Terus Meningkat

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Siam Cement Group, konglomerasi dari Thailand, merencanakan mengakuisisi perusahaan pengemasan untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Siam Cement Group akan terus meningkatkan investasi di Indonesia. "Kami akan selalu melihat peluang untuk melakukan merger dan akuisisi," kata Country Director Siam Cement Group (SCG) Nantapong Chantrakul di Jakarta, Selasa (3/10).Di Indonesia, SCG memiliki tiga lini bisnis, yaitu kimia, material bangunan semen (CBM), dan pengemasan. Pangsa pasar bisnis pengemasan masih sangat kecil, sekitar 2 persen. Sementara pangsa pasar CBM 56 persen dan kimia 42 persen. Direktur SCG Indonesia Vikorn Phongsthorn menambahkan, sulit untuk mengatakan berapa perusahaan yang akan diajak merger atau berapa perusahaan yang saat ini menjadi target merger. "Akan tetapi, kami akan fokus mengembangkan bisnis pengemasan," ujar Phongsthorn. Bisnis pengemasan dianggap prospektif karena kebutuhan pangan di Indonesia terus meningkat. Phongsthorn juga tidak menjelaskan berapa dana yang dipersiapkan untuk mengakuisisi merger dengan perusahaan lainnya. "Proses merger dan akuisisi tersebut datang dan pergi. Kadang-kami sudah melakukan uji tuntas, tetapi kemudian batal. Jadi, sulit dikatakan berapa perusahaan yang menjadi target," katanya. SCG saat ini lebih memilih strategi merger dan akuisisi daripada membuat perusahaan dari awal. Pada bisnis pengemasan, SCG mengakuisisi Primacorr, Indoris, dan Indocorr sepanjang 2013 hingga 2017. Pada lini bisnis CBM, SCG sudah memiliki pabrik semen dan mengakuisisi beberapa perusahaan, yakni Jayamix dan Kokoh, lalu mendirikan Siam-Indo Gypsum dan Siam-Indo Concrete. SCG juga memiliki saham pada perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Tbk yang mendukung bisnis kimianya. Total nilai investasi SCG di Indonesia sebesar 1,4 miliar dollar AS hingga akhir 2016 atau sekitar Rp 18,9 triliun. "Kami berkomitmen berinvestasi dalam jangka panjang di Indonesia," ujar Chantrakul. Peran mitra lokalKetika memaparkan pengalaman berinvestasi di Indonesia, Chantrakul menambahkan, sinergi sangat penting dalam bekerja sama dan mengembangkan bisnis. Ketika mendirikan Indo Gipsum pada tahun 1995, SCG tidak memiliki pengalaman dalam hal pemasaran, tetapi memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi. Mitra lokal berperan dalam pengembangan pemasaran dan SCG dalam teknologi. Demikian pula ketika SCG memutuskan untuk berbisnis dengan Chandra Asri. "Chandra Asri memiliki kemampuan pemasaran yang baik dan memiliki hubungan dengan berbagai pihak. Sementara kami memiliki teknologi sehingga dapat menurunkan biaya produksi," kata Chantrakul. SCG yakin bahwa perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin baik akan mendorong kebutuhan masyarakat yang semakin banyak.Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Badan koordinasi Penanaman Modal Farah Ratnadewi Indriani mengatakan bahwa banyak hal yang dilakukan pemerintah dalam menarik investasi asing langsung, seperti membuat sistem perizinan satu atap dan penyederhanaan perizinan. Berbagai perbaikan tersebut seiring dengan target menaikkan kemudahan berinvestasi di Indonesia. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000