logo Kompas.id
EkonomiUsaha Tambak Udang Meluas
Iklan

Usaha Tambak Udang Meluas

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Produksi udang nasional tahun ini diprediksi membaik. Usaha tambak udang meluas dengan harga jual di tingkat petambak cenderung meningkat.Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto mengatakan, tahun ini terjadi penutupan perusahaan udang terintegrasi di wilayah Sumatera Selatan sehingga menekan produksi udang vaname hingga 70.000 ton. Namun, pertumbuhan jumlah tambak udang skala intensif dan tambak baru di sejumlah wilayah mendorong kenaikan produksi. Tahun 2017, produksi tambak udang intensif petambak anggota SCI mencapai 400.000 ton yang kontribusi 60 persen terhadap produksi udang nasional, meningkat 15 persen selama setahun. Harga jual udang terus meningkat. Sebagai contoh, harga udang vaname ukuran 50 ekor per kilogram (ukuran 50) naik dari Rp 75.000 per kg menjadi Rp 85.000 per kg. Udang ukuran 100, naik dari Rp 45.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg. "Kenaikan harga udang didorong permintaan dunia yang bagus dan pengakuan terhadap kualitas udang Indonesia meskipun di beberapa wilayah masih ada serangan penyakit," kata Iwan.Pertumbuhan jumlah tambak skala rumah tangga juga meningkat. Di pesisir pantai utara Jawa Timur, misalnya, tambak udang dibangun di pekarangan rumah warga dengan menggunakan teknologi modern melalui binaan perusahaan pakan dan instansi pemda. Sementara itu, petambak udang mandiri eks Dipasena yang tergabung dalam Perhimpunan Petambak Pengusaha Udang Wilayah Lampung (P3UW-Lampung) segera menandatangani kerja sama dengan perusahaan udang terintegrasi PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima). Kerja sama itu merupakan yang pertama sejak hubungan kemitraan inti-plasma antara petambak plasma eks Dipasena dan perusahaan inti, PT Aruna Wijaya Sakti (AWS/anak perusahaan CP Prima) dihentikan. Ketua P3UW-Lampung Nafian Faiz mengatakan, kesepakatan damai dan perjanjian bisnis dilakukan untuk pengembangan usaha kedua pihak. CP Prima akan memasok sarana produksi, benur, pakan udang, pakan ikan, dan pembelian hasil produksi udang dari petambak eks Dipasena.Pada 2011, kemitraan petambak plasma dengan PT AWS berakhir karena sengketa kemitraan. Petambak yang tergabung dalam Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW) melakukan usaha budidaya udang secara mandiri di wilayah pengelolaan tambak PT AWS. (LKT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000