Maluku Diharapkan Jadi Lumbung Rempah Lagi
AMBON, KOMPAS — Pemerintah bertekad mengembalikan kejayaan rempah-rempah Nusantara, antara lain, dengan menjadikan Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara sebagai lumbung rempah nasional. Di daerah ini, pengembangan komoditas rempah, khususnya cengkeh dan pala, terhambat rendahnya harga jual. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Rabu (4/10), di Ambon, Maluku, mengatakan, tahun ini, pemerintah akan menggelontorkan dana Rp 2,4 triliun bagi daerah sumber rempah. Provinsi Maluku dan Maluku Utara masing-masing mendapatkan Rp 100 miliar. Dana ini diperuntukkan bagi pengembangan komoditas pala dan cengkeh.Hasil dari program pengembangan tanaman itu diperkirakan tampak 10 tahun lagi. Dalam kurun waktu itu, cengkeh dan pala diharapkan dapat mencapai tingkat produksi optimal.Ketua Dewan Rempah Maluku Djalaluddin Samapessy mengatakan, rendahnya harga pala dan cengkeh di Maluku membuat regenerasi pala dan cengkeh terlambat. Minat masyarakat pun menurun. Kini, harga per kilogram pala dan cengkeh masing-masing Rp 70.000 dan Rp 95.000. Komitmen pemerintah mengembalikan kejayaan rempah memberi angin segar bagi petani. Pengajar perencanaan dan ekonomi sumber daya hutan Universitas Pattimura Ambon, Agus Kastanya, berharap program itu dapat benar-benar diwujudkan. Pengembangan pala dan cengkeh di Maluku sudah sering dibicarakan. Banyak program juga sudah dilakukan, tetapi hasilnya belum terlihat. Ia berharap pemerintah konsisten dengan komitmen itu.Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau, Halmahera Barat, Maluku Utara, Dadan Hindayana menambahkan, sumber daya manusia juga harus disiapkan. Budidaya pala dan cengkeh di masa mendatang sudah harus meninggalkan cara-cara konvensional. Untuk mendukung para petani di Halmahera Barat, pemerintah kabupaten setempat mendirikan perguruan tinggi bagi anak-anak petani tanpa biaya. (FRN)
