Index Mozaik Indonesia 2017 Diharap Jadi Wadah Bisnis
Oleh
·2 menit baca
NIKOLAUS HARBOWO
CEO Tarsus Asia Tenggara Peter Massey (kanan) dan Ketua Umum Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Lea Aviliani Aziz sedang mengunjungi stan di Index Mozaik Indonesia 2017, Jakarta Convention Center, Kamis (5/10).
JAKARTA, KOMPAS — Pameran industri interior dan mebel bertajuk International Design Exhibition (Index) Mozaik Indonesia 2017 resmi digelar mulai 5 Oktober hingga 8 Oktober 2017 di Exhibition Hall B, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat. Pameran ini diharapkan menjadi wadah para pelaku usaha, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, untuk berkolaborasi.
Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDDI) Lea Aviliani Aziz mengatakan, pameran hasil kerja sama antara Nine Events dan DMG Events ini diikuti para pelaku usaha dari 13 negara, seperti Indonesia, China, Jerman, Spanyol, Perancis, Inggris, Singapura, India, dan Malaysia.
”Banyak perusahaan dari luar negeri yang ingin berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan konsep business to business, pameran ini ingin mempertemukan mereka untuk bisa berkolaborasi,” ujar Lea, di Jakarta Convention Center, Kamis (5/10).
Index Mozaik Indonesia 2017 mencakup sembilan kategori, di antaranya desain interior, home furnishing, peralatan rumah tangga, dan cendera mata. Setidaknya lebih dari 150 merek Indonesia dan mancanegara dipamerkan.
NIKOLAUS HARBOWO
Senior Project Manager DMG Events Middle East, Asia & Africa Melisa O’ Gorman, Ketua HDII Lea Aviliani Aziz, Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Mugianto Sukadi, CEO Tarsus Asia Tenggara Peter Massey, dan Direktur Nine Events Etty Anggraeni (dari kiri ke kanan) memberikan keterangan pers terkait pergelaran pameran Index Mozaik Indonesia 2017, di Jakarta Convention Center, Kamis (5/10).
CEO Tarsus Events Asia Tenggara Peter Massey menilai perkembangan industri interior dan peralatan rumah tangga Indonesia cukup pesat. Menurut dia, perlu adanya peningkatan kolaborasi antara pelaku usaha internasional dan pelaku usaha lokal.
”Hal terpenting adalah kerja sama dapat dilakukan dengan menciptakan produk menggunakan material lokal, tetapi diproduksi dengan teknologi terbaik yang sudah diterapkan selama ini oleh negara luar,” kata Peter.
Direktur Nine Events Etty Anggraeni menargetkan pameran dikunjungi 6.000 konsumen yang berpotensi, baik dari dalam maupun luar negeri. (DD18)
