logo Kompas.id
EkonomiKawasan Industri Otomotif...
Iklan

Kawasan Industri Otomotif Disiapkan

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPASPemerintah dan swasta bekerja sama menyiapkan kawasan yang kompetitif untuk menunjang industri otomotif agar berdaya saing tinggi. Sektor otomotif dinilai berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi."Kawasan pertama yang disiapkan adalah Karawang, Jawa Barat. Kalau masih relatif mahal masih ada pilihan di Kendal, Jawa Tengah atau Gresik, Jawa Timur," kata Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono di Jakarta, Kamis (5/10). Imam mengatakan hal tersebut seusai diskusi bertajuk "Arah Pengembangan Otomotif Indonesia dan Kesiapan Kawasan Industri" yang digelar di Kemenperin. Kendal dan Gresik dipilih karena ketersediaan infrastruktur, layanan, dan konektivitas yang lebih baik dari kawasan lain.Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, Gaikindo berkonsentrasi menumbuhkan industri otomotif Indonesia dengan baik sehingga bisa bersaing dengan industri otomotif di negara lain. Penyiapan kawasan industri oleh pemerintah yang bekerja sama dengan swasta tersebut positif bagi industri otomotif. Apalagi industri otomotif Indonesia diyakini akan terus bertumbuh."Karawang masih jadi sentral karena memiliki keuntungan kedekatan pabrik-pabrik dengan Jakarta dan biaya transportasi lebih murah. Kelemahannya adalah harga lahan dan tenaga kerja lebih mahal dibandingkan Jawa Tengah," kata Yohanes.Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, industri otomotif merupakan salah satu andalan. "Industri otomotif berkontribusi sekitar 2,5 persen terhadap produk domestik bruto," kata Putu.Kontribusi industri otomotif mulai investasi, peningkatan nilai tambah bahan baku, penyerapan tenaga kerja, teknologi, distribusi hingga pelayanan purna jual. "Produk otomotif juga terlibat langsung dalam berbagai aktivitas ekonomi serta perpindahan orang dan barang," ujar Putu.Biaya logistikSementara itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia meminta keberadaan pusat logistik berikat (PLB) dievaluasi. Apakah keberadaan PLB telah berhasil mengurangi biaya logistik dan menumbuhkan investasi, atau belum. "Setelah satu tahun peluncuran, pemerintah dan pengusaha perlu melakukan evaluasi. Apa dampaknya dan apakah ada yang harus diperbaiki," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Supply Chain Rico Rustombi di Jakarta, Kamis. Saat ini, ada 34 PLB yang tersebar di Indonesia dengan berbagai macam sektor. Semua PLB ini lahir setelah Paket Kebijakan II keluar tahun lalu. "Fakta yang ada, hingga saat ini waktu bongkar muat barang di pelabuhan (dwelling time) masih naik turun. Biaya logistik juga masih tinggi, 24-26 persen. Kalau memang kinerjanya baik, Kadin ingin PLB dibuat lebih banyak lagi, tersebar di seluruh Indonesia, dan meliputi sektor yang lebih banyak," ujar Rico.Deputi CEO Kamadjaja Logistics Ivy Kamadjaja mengatakan, dalam pengelolaan PLB Kamadjaja, bea cukai melakukan pendampingan dan berkomitmen meningkatkan PLB. "Namun, ada beberapa aturan yang harus dibuat," kata Ivy.Dia mencontohkan, sampai saat ini tingkat penggunaan gudang PLB yang disiapkan tidak pernah penuh karena banyak barang yang tidak sesuai pada aturan standar PLB. (CAS/ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000