logo Kompas.id
EkonomiPerkuat Ekspansi Ekspor
Iklan

Perkuat Ekspansi Ekspor

Oleh
· 3 menit baca

TANGERANG, KOMPAS — Trade Expo Indonesia 2017 menjadi momentum untuk memperkuat ekspansi ekspor Indonesia. Ekspansi ekspor tersebut direalisasikan melalui diversifikasi negara tujuan ekspor. Di sisi lain, strategi kampanye pemasaran di pasar internasional pun perlu diperkuat. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seusai penutupan Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten, Minggu (15/10), mengatakan, masih ada pekerjaan rumah bagi pemerintah, pasca-TEI 2017. Hal itu antara lain menyangkut pembiayaan bagi eksportir baru, upaya mengatasi hambatan nontarif, dan kampanye produk unggulan Indonesia di luar negeri.Pemerintah berkomitmen memfasilitasi pembiayaan eksportir baru bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Pembiayaan terutama diarahkan bagi usaha kecil menengah yang siap ekspor."Kami bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia juga akan membentuk tim untuk mengampanyekan CPO (minyak kelapa sawit mentah) secara positif ke Eropa," kata Enggartiasto.Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda mengatakan, peningkatan daya saing produk nonmigas dan UKM juga dilakukan melalui penguatan desain. Salah satunya melalui Indonesia Design Development Center sebagai wadah pengembangan produk ekspor berbasis desain. Selain itu, diadakan pula Export Startup Competition. Kompetisi ini melombakan dekorasi rumah dan kantor serta produk makanan-minuman. "Pengembangan usaha rintisan berbasis teknologi dan inovasi diperlukan sebagai modal menciptakan nilai tambah dan membangun daya saing," kata Arlinda.Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengingatkan agar pelaku usaha menyikapi pergeseran ekonomi dari sandaran pada minyak dan gas, kemudian komoditas, dan kini masuk ke era gaya hidup dan digital. Pergeseran ini terutama didorong oleh pertumbuhan kelas menengah. Belanja dalam jaringan, kuliner, dan berwisata menjadi bagian gaya hidup mereka. Untuk meningkatkan perdagangan, komoditas yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti kopi, cokelat, teh, dan rempah, perlu dikembangkan. "Kami juga mengarahkan investasi ke komoditas-komoditas itu," kata Thomas.NontradisionalEnggartiasto mengatakan, TEI 2017 dihadiri 22.088 pengunjung dari 113 negara. Nilai transaksi TEI yang berlangsung pada 11-15 Oktober sebesar 1,268 miliar dollar AS atau Rp 16,86 triliun. Nilai transaksi itu lebih tinggi dari transaksi TEI tahun lalu sebesar 1,02 miliar dollar AS. Selain negara tujuan utama ekspor, banyak pembeli datang dari pasar nontradisional seperti negara di kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.Pembeli potensial juga didatangkan dari negara tujuan ekspor tradisional dan nontradisional oleh atase perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center, dan Kementerian Luar Negeri. Di antara mereka, ada yang membeli contoh barang. Ada pula yang telah membeli dalam skala besar jangka panjang."Hubungan bisnis antara pengusaha nasional dan internasional itu diperkuat dengan sejumlah relasi bilateral antarnegara, yaitu dengan Laos, Turki, dan Rumania. Tujuannya adalah membicarakan hambatan perdagangan, serta peluang bisnis dan investasi," ujarnya. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000