logo Kompas.id
EkonomiRealisasi Diharapkan Sesuai...
Iklan

Realisasi Diharapkan Sesuai Skenario

Oleh
· 3 menit baca

WASHINGTON DC, KOMPAS — Kementerian Keuangan berharap realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berjalan sesuai skenario. APBN Perubahan 2017 menargetkan pendapatan Rp 1.714 triliun. Sementara belanja negara dianggarkan Rp 2.111 triliun. Defisit anggaran Rp 397 triliun atau 2,91 persen terhadap produk domestik bruto. "Bisa saja (defisit melebar). Namun, pemerintah bekerja dengan defisit maksimum 3 persen. Target di APBN-P adalah 2,91 persen. Proyeksi kami adalah 2,67 persen. Menurut undang-undang (APBN), defisit bisa bergerak naik atau turun, tetapi harus di bawah 3 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara seperti dilaporkan wartwan Kompas, Laksana Agung Saputra, di sela-sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Washington DC, akhir pekan lalu. Realisasi belanja sampai akhir tahun, dalam skenario Kementerian Keuangan, sekitar 98 persen. Adapun realisasi pendapatan 100 persen sehingga defisit 2,67 persen terhadap PDB. Pajak yang menyumbang 75 persen dari target pendapatan realisasinya sampai dengan akhir September baru Rp 771 triliun atau 60 persen dari target. Artinya, penerimaan pajak yang harus dihimpun selama Oktober-Desember mencapai Rp 513 triliun.Jika realisasi di bawah target, skenario akan berubah. Pilihannya tinggal menambah utang sampai batas tertentu atau terjadi keseimbangan dalam realisasinya sehingga realisasi defisit sesuai proyeksi. Keseimbangan yang dimaksud adalah penyerapan anggaran di bawah proyeksi atau sejumlah penyerapan anggaran ditunda pada tahun ini. Alternatif lain adalah kombinasi dari kedua pilihan itu.Suahasil menyatakan, realisasi penerimaan negara yang kurang dari target adalah bagian dari risiko pengelolaan APBN. Kementerian Keuangan selalu memantau dan mengantisipasinya Pada saat yang sama, Kementerian Keuangan juga selalu memantau sisi belanja. Dalam skenario realisasi belanja negara sampai dengan akhir tahun berkisar 95-96 persen dari pagu. Namun, ada kemungkinan realisasinya di bawah itu mengingat realisasi selama tiga tahun terakhir adalah 91-92 persen. "Artinya, masih ada ruang. Jadi, kita perhatikan terus saja," kata Suahasil.Mekanisme pemantauanKementerian Keuangan memiliki mekanisme pemantauan realisasi APBN, yakni manajemen liabilitas aset. Pada Desember, menurut Suahasil, rapat bahkan bisa berlangsung seminggu sekali. "Di situ kami perhatikan risiko-risiko. Defisit masih mendekati 2,67 persen. Proyeksi pendapatan masih 100 persen, tetapi diperhatikan risikonya. Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha mengumpulkan pajak setinggi mungkin," kata Suahasil. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyatakan, realisasi penerimaan negara biasanya mencapai puncak pada November dan Desember. Ada kemungkinan realisasi sampai dengan akhir tahun tidak mencapai 100 persen. "Pemerintah berusaha sebaikbaiknya mengelola APBN sehingga tetap memberikan stimulus optimal dan sesuai ketentuan," kata Robert. Total target utang bruto pemerintah tahun ini Rp 717 triliun. Utang bruto adalah utang yang ditarik untuk kebutuhan pembiayaan APBN dan di luar APBN. Menurut Robert, realisasinya sampai pertengahan Oktober mencapai 85 persen. Sisanya akan ditarik melalui 4 kali lelang surat utang negara dan 4 kali lelang surat berharga syariah negara.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000