logo Kompas.id
EkonomiDisusun Peta Jalan Industri...
Iklan

Disusun Peta Jalan Industri Benda Terkoneksi Internet

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah sedang menyusun peta jalan pengembangan ekosistem industri benda terkoneksi internet atau internet of things. Peta jalan ini ditargetkan selesai disusun pada tahun 2018. "Internet of things (IoT) merupakan bisnis masa depan. Saat ini, ekosistem industrinya baru mulai berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Untuk menjaga kelangsungan industri dan perlindungan konsumen, kami mempersiapkan strategi kebijakan yang terangkum dalam peta jalan," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail seusai menghadiri diskusi IoT, Selasa (17/10), di Jakarta. Mengutip riset McKinsey, Ismail menyebut potensi nilai bisnis IoT di Indonesia dapat mencapai 121,4 miliar dollar AS pada akhir tahun 2025. IoT juga akan turut meningkatkan produktivitas perekonomian Indonesia. Peta jalan pengembangan ekosistem industri IoT mencakup tiga isu utama, yakni frekuensi, standar perangkat, dan kandungan komponen dalam negeri. Isu frekuensi dikelompokkan ke dalam frekuensi berlisensi dan tidak berlisensi. Frekuensi berlisensi dimiliki oleh operator telekomunikasi seluler. Para operator dibebaskan berinovasi IoT dengan kepemilikan frekuensi itu. Permasalahan justru terletak pada sejumlah spektrum frekuensi yang tidak berlisensi. Pemerintah belum mengatur, tetapi frekuensi itu bisa dimanfaatkan bebas untuk keperluan inovasi produk IoT. Isu kedua adalah standardisasi perangkat keras dan lunak IoT. Standardisasi dibutuhkan karena menyangkut kualitas layanan kepada konsumen. Adapun, isu tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dimasukkan dalam peta jalan karena pemerintah tak ingin Indonesia hanya menjadi pasar IoT. Pemerintah berharap Indonesia dapat menjadi salah satu negara produsen IoT. "Kami belajar dari pengalaman menerbitkan kebijakan TKDN ponsel pintar 4G LTE. Selama dua tahun berjalan, belanja modal tahunan ponsel Indonesia sekarang hanya senilai 1 miliar dollar AS per tahun. Sebelumnya, belanja modal membengkak sampai 3,5 miliar dollar AS per tahun," kata Ismail. Senior Vice President Media and Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Joddy Hernad mengemukakan, industri IoT bertumbuh pesat karena didukung beberapa faktor. Sebagai contoh, harga beli sensor semakin murah, pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi semakin merata, dan konsumsi ponsel pintar makin besar. Hal itu mengubah model bisnis operator telekomunikasi seluler. Head of Wireless Marketing and Solution ZTE Indonesia Andyan Pradipto mengatakan, penyusunan peta jalan pengembangan ekosistem industri IoT harus melibatkan kementerian dan lembaga di luar Kemkominfo. Pasalnya, IoT masuk ke seluruh lini sektor industri, seperti pertanian, perbankan, dan perikanan. (MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000