JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian merencanakan untuk membagikan 35 juta benih komoditas perkebunan secara gratis pada tahun ini. Sampai pertengahan Oktober 2017, penyalurannya diklaim telah mencapai 25 persen dan ditargetkan rampung pada Desember 2017.
Direktur Jenderal Perkebunan Bambang, di sela-sela konferensi dan pameran perkebunan internasional di Jakarta, Rabu (18/10), menyebutkan, pemerintah menganggarkan dana untuk bantuan 35 juta benih gratis sejumlah komoditas utama perkebunan, antara lain karet, kakao, tebu, teh, kopi, lada, dan pala.
Khusus bantuan benih tanaman perkebunan, kata Bambang, pemerintah menganggarkan sekitar Rp 600 miliar di APBN Perubahan 2017. Tahun depan, program serupa akan dilanjutkan dengan total anggaran sekitar Rp 1,6 triliun.
Pengembangan benih untuk bantuan melibatkan sejumlah lembaga penelitian pemerintah dan swasta, produsen benih, perguruan tinggi, serta penangkar dan petani pembenih yang sudah mengantongi sertifikat di seluruh sentra produksi. Pemerintah juga mengajak dinas pertanian atau perkebunan di kota/kabupaten dan provinsi untuk terlibat dalam pendataan, penyaluran, dan pengawasan.
Faktor usia tanaman dinilai menjadi salah satu pemicu turunnya produktivitas perkebunan Indonesia. Selain itu, tak sedikit petani menggunakan benih yang tidak memiliki sertifikat sehingga produktivitas tanaman rendah. Oleh karena itu, peremajaan tanaman dianggap menjadi solusi mendongkrak produksi.
Daya saing produk perkebunan Indonesia cenderung turun dan kalah dari negara pesaing. Komoditas kopi mulai ditinggal Brasil, Vietnam, dan India; karet kalah oleh Thailand; kakao ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Untuk komoditas teh, peringkat Indonesia turun dari posisi empat ke tujuh. (MKN)