logo Kompas.id
EkonomiPenurunan Bunga KUR Bisa Jadi ...
Iklan

Penurunan Bunga KUR Bisa Jadi Stimulus

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Penurunan suku bunga kredit usaha rakyat akan menjadi stimulus bagi pelaku usaha di sektor produktif dan padat karya. Pasca-penurunan suku bunga pada tahun depan, penyaluran KUR harus benar-benar tepat sasaran pada kedua sektor itu.Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga Abdul Sobur mengatakan, para perajin dan pelaku usaha kecil yang tergabung dalam HIMKI menyambut baik rencana pemerintah menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 7 persen. Penurunan suku bunga KUR itu akan mendorong minat pelaku usaha dan perajin kecil untuk memperkuat modal usaha.Namun, dalam penyaluran nanti, pemerintah dan lembaga keuangan penyalur KUR harus cermat. Jangan sampai KUR didominasi sektor jasa dan perdagangan. Penyaluran harus lebih fokus untuk sektor produktif dan padat karya, seperti pertanian dan perkebunan, perikanan, serta industri pengolahan. "Khusus untuk industri pengolahan, KUR bisa diarahkan untuk meningkatkan industri kecil yang menjadi penggerak ekonomi, baik itu yang padat karya maupun yang menopang ekspor," kata Sobur, Rabu (18/10), di Jakarta.Ia berharap penurunan suku bunga KUR itu dapat diikuti dengan penurunan suku bunga kredit komersial perbankan. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate 175 basis poin. Kebijakan BI itu perlu diikuti dengan efisiensi perbankan sehingga bunga kredit bisa turun.Dalam laporan tiga tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Menteri Koor- dinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah berencana menurunkan suku bunga KUR dari 9 persen menjadi 7 persen. Penurunan suku bunga itu akan dilakukan pada tahun depan.Selain penurunan suku bunga, pemerintah juga memprioritaskan penyaluran KUR ke sektor produktif. Selama ini, KUR banyak disalurkan ke sektor bukan produksi, tetapi perdagangan dan jasa. "Penyaluran KUR kepada peternak, petani, nelayan, dan UKM hanya 23-24 persen. Tahun depan, kami akan tingkatkan menjadi 40 persen," katanya.Dalam penurunan suku bunga KUR, lanjut Darmin, pemerintah telah mempertimbangkan dampaknya terhadap bank perkreditan rakyat dan koperasi simpan pinjam. Tujuan penyaluran KUR bukan untuk menyaingi mereka, melainkan menciptakan pasar khusus produk mikro.Target penyaluranPada 2017, target penyaluran KUR mencapai Rp 106,2 triliun dengan porsi KUR mikro 81 persen, KUR ritel 18 persen, dan KUR TKI 1 persen. Hingga September 2017, total KUR yang telah disalurkan baru 65,5 persen dari target atau senilai Rp 69,7 triliun dengan jumlah debitor sebanyak 3,1 juta orang.Penyaluran KUR masih terkonsentrasi di Jawa (56 persen), Sumatera (19 persen), dan Sulawesi (10 persen). Sementara berdasarkan penyaluran perbankan, realisasi KUR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah mencapai Rp 51,3 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 5,5 triliun, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 9,1 triliun.Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengemukakan, untuk meningkatkan penyaluran KUR, pemerintah mendorong koperasi sebagai penyalur KUR. Sebagai langkah awal, pemerintah telah menetapkan Kospin Jasa sebagai penyalur KUR. Pelaksanaannya agak terhambat karena harus menyambungkan teknologinya ke sistem BI."Pemerintah merencanakan ada 60 koperasi yang menjadi penyalur kredit ultra mikro. Baru dua koperasi yang menyalurkan kreditnya dengan nilai Rp 27,59 miliar dan jumlah penerima 11.685 anggota," kata Puspayoga. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000