Bersama Petani dalam Tren Hidup Sehat
Kesadaran tentang gaya hidup sehat di perkotaan telah mendorong permintaan terhadap produk makanan sehat, mulai dari sayur dan buah organik hingga aneka minuman jus. Melalui bisnis dalam jaringan, gelombang tren gaya hidup sehat ini juga dapat dikelola agar kesejahteraan petani yang memproduksi sayur dan buah organik pun ikut meningkat.
Mata rantai distribusi hasil pertanian saat ini terbilang panjang. Hasil panen bisa diangkut tengkulak, pengepul, lalu menempuh perjalanan panjang ke pasar induk, pasar tradisional, baru sampai ke tangan konsumen. Akibatnya, harga yang dibayar konsumen tinggi, sedangkan penerimaan petani relatif kecil. Alasan itulah yang mendasari Amanda Susanti membangun bisnis Sayurbox pada Juli 2016 lalu.
Amanda selalu punya ketertarikan pada dunia pertanian. Tahun 2014, ia mengelola perkebunan organik di Sukabumi, Jawa Barat. Awalnya, hasil kebun itu hanya dikonsumsi pribadi dan dipasarkan kepada rekan-rekan terdekatnya.
Melihat potensi bisnis hasil perkebunan organik, Amanda bersama rekannya, Rama Notowidigdo dan Metha Trisnawati, berinisiatif membangun bisnis dalam jaringan (daring) untuk memasarkan hasil panen petani langsung kepada konsumen.
"Sayurbox ini awalnya dibentuk sebagai sarana untuk memotong rantai distribusi yang panjang dari petani ke konsumen supaya keduanya sama-sama untung," ujar Amanda Susanti, pendiri Sayurbox kepada Kompas, di Jakarta, Jumat (13/10).
Sekitar 50 petani kini menjalin kerja sama dengan Sayurbox. Petani yang bergabung ini diseleksi karena Sayurbox ingin memasarkan hasil panen berkualitas baik. "Ada tim yang akan verifikasi produk dan kualitas hasil panen. Jika hasilnya belum sesuai spesifikasi, kami bisa memberi pelatihan kepada mereka," kata Amanda.
Konsumen Sayurbox terutama perempuan berusia 30-50 tahun yang peduli gaya hidup sehat. Sebagian besar dari 6.000 konsumen yang terdaftar di akun Sayurbox saat ini adalah wanita hamil dan ibu menyusui. Pemasaran Sayurbox sementara ini masih terbatas di area Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Selain menjual produk, di akun media sosial dan blog Sayurbox juga dimuat informasi yang memberi edukasi. Tips seputar pemilihan sayuran dan buah organik serta resep masakan sehat pun ada di situ.
Atasi tantangan
Melalui bisnis Sayurbox, Amanda berharap dapat mengajak lebih banyak masyarakat peduli hidup sehat. Di sisi lain, petani pun bisa lebih diuntungkan karena meningkatnya jumlah konsumen.
"Saya ingin membantu memasarkan hasil panen petani dengan menggunakan teknologi," katanya.
Membangun perusahaan rintisan yang menjual sayur dan buah organik secara daring tak selalu mudah. Tantangan pengembangan pasar dan inovasi teknologi harus diatasi. Namun, itu tak menyurutkan semangat Tantyo Bangun merintis Kecipir.com sejak 2015.
"Saya berharap pasar sayur organik bisa berkembang. Dari situ akan tercapai banyak hal, kesejahteraan petani meningkat, distribusi lebih adil, dan konsumsi masyarakat lebih sehat," kata Tantyo Bangun, CEO Kecipir.com, di Tangerang Selatan.
Awalnya, Tantyo mengajar petani bertanam dengan cara lebih baik. Saat para petani itu mulai mampu berproduksi lebih baik, terutama menghasilkan produk organik, muncul masalah pemasaran. Dari situ, Tantyo bersama dua rekannya, Budhi Dyah Sitawati dan Edy Hendras, membangun Kecipir.com.
Semula Kecipir.com hanya bekerja sama dengan empat petani. Kini lebih dari 40 petani yang tersebar di Cianjur, Bogor, dan Sukabumi (Jawa Barat) ikut bergabung.
Beragam produk sayur dan buah dijual Kecipir.com, termasuk yang jarang ditemui di pasar, seperti kecipir, ciplukan, dan kecombrang. Kecipir.com juga menawarkan produk daging ayam dan ikan yang tergolong organik karena pakan yang diberikan bersifat herbal.
Bisnis ini memudahkan konsumen mendapatkan produk organik dengan kualitas terjamin. Konsumen dapat memilih produk pada laman atau aplikasi Kecipir.com. Setelah itu, pemesanan diproses dan disampaikan kepada petani dan baru dilakukan pemanenan sesuai dengan permintaan konsumen.
Kemudian, hasil panen akan dikirim ke gudang Kecipir.com untuk dipilah dan langsung diantar ke agen terdekat. Pemesanan hingga pengantaran itu maksimal memakan waktu dua hari. "Sekarang sudah ada 300 agen yang terdaftar sebagai mitra Kecipir.com. Konsumen bisa pilih agen terdekat untuk pengantaran pemesanan," kata Tantyo.
Tanpa perantara
Helga Angelina dan Max yang mendirikan Burgreens punya cara lain untuk membantu petani. Restoran yang mengolah dan menyajikan makanan berbahan sayur dan buah organik ini membeli langsung bahan olahan mereka dari petani, tanpa perantara. Ubi, misalnya, dipasok petani di Subang (Jawa Barat), jamur didapat dari petani di Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), sedangkan minyak kelapa murni dibeli dari petani di Aceh.
Mantan Presiden dan CEO Tetra Pak Amerika Serikat dan Kanada Brian Kennell, dalam tulisannya "Healthy Food Trends Drive New Products" di Huffingtonpost.com mengatakan, peran konsumen amat menentukan perkembangan produk sehat.
Tren hidup sehat menyebabkan perusahaan rintisan hingga skala besar berkompetisi merumuskan kembali apakah produksi mereka sudah sesuai dengan kaidah "sehat" yang dianut pelanggan mereka. Mengutip salah satu survei Nielsen pada tahun 2015, 90 persen dari 30.000 pembeli bersedia membayar lebih untuk mendapatkan kualitas yang mereka inginkan.
(MEDIANA/DD04)