Generasi Muda Diajak Berpartisipasi
JAKARTA, KOMPAS — Generasi muda diajak berperan menggerakkan perekonomian negara. Platform digital merupakan salah satu aspek yang bisa dikembangkan agar memiliki nilai tambah di bidang ekonomi. Ajakan itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di acara Kompasianival 2017 di Jakarta, Sabtu (21/10). "Platform digital sangat terbuka bagi generasi muda untuk berpartisipasi menggerakkan perekonomian negara. Era ekonomi saat ini sama sekali berbeda. Jarak tidak lagi menjadi masalah dan pasar lebih mudah dijangkau. Saya harap Anda, generasi muda, bisa melihat peluang ini," ujarnya. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi digital saat ini. Menurut Sri Mulyani, pembangunan infrastruktur di daerah-daerah, terutama di daerah pinggiran, diharapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian menjadi lebih luas. "Konektivitas melalui infrastruktur adalah keharusan. Bukan hanya sekadar Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan juga secara fisik harus saling terhubung," katanya. Selain itu, insentif kepada pengusaha, terutama pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) juga diberikan. Pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk mempelajari ekonomi kreatif yang sedang berkembang di Indonesia sekaligus mengetahui pelaku usaha yang berperan. Dengan demikian, dukungan yang diberikan dapat tepat sasaran.Pemerintah juga berupaya membangun komunikasi dengan pekerja kreatif, mulai dari pekerja di bidang musik, film, dan sastra. Sri Mulyani mengungkapkan, dalam diskusi yang sudah dilakukan, keluhan yang muncul dari pekerja kreatif lebih kepada penerapan pajak. Mereka belum paham mengenai cara menghitung dan membayar pajak. "Saya dengarkan. Saat ini ada tim kami yang berdedikasi untuk bertemu dengan pekerja seni sehingga dihasilkan formulasi kebijakan yang bisa mendukung," ujarnya, Joko Pinurbo, sastrawan yang sejumlah puisinya sudah dibukukan dan diterbitkan, mengatakan, ia sebenarnya tidak mempermasalahkan pajak bagi penulis. Namun, beban pajak royalti 15 persen dirasa memberatkan. Eka Kurniawan, penulis buku, juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, beban pajak bagi penulis kurang berdampak bagi perkembangan literasi saat ini. (DD04)