logo Kompas.id
EkonomiIndomie, Kisah 45 Tahun...
Iklan

Indomie, Kisah 45 Tahun Memahami Cita Rasa Makanan Indonesia

Oleh
· 4 menit baca

Tahun ini Indomie, mi instan yang menjadi salah satu produk dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, berusia 45 tahun. Indomie telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Indomie, Kompas mewawancarai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Taufik Wiraatmadja, pekan lalu. Bagaimana cerita atau kisah Indomie sejak berdiri?Mi instan pertama adalah Supermi. Pabriknya berada di Cijantung, Jakarta, baru kemudian Indomie lahir pada tahun 1972 di Ancol. Pada waktu itu keluar dengan rasa kaldu ayam. Pada tahun 1982, mereka mengeluarkan produk dengan rasa kari. Ini khas Indonesia. Kemudian pada tahun 1983 keluar mi goreng. Saat rasa kari keluar, rasa ini ternyata cocok dengan rasa yang disukai orang Indonesia. Konsumen mendapatkan makanan yang rasanya cocok dengan rasa orang Indonesia kemudian digabungkan dengan mi instan.Kisah nama Indomie itu sendiri bagaimana?Kemungkinan dari gabungan Indonesia dengan mi, dengan pabrik pertama di Ancol Barat. Lalu kedua di Medan, ketiga di Surabaya, dan keempat di Semarang. Setelah itu beranak pinak banyak di sejumlah daerah. Total pabrik sekarang 17. Kami mempunyai pabrik di Medan, Pekanbaru, Palembang, Jambi, dan Lampung. Lalu di Jawa ada di Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Di Sulawesi ada di Makassar dan Manado. Di Kalimantan ada di Banjarmasin dan Pontianak. Cirebon paling baru.Respons awal terhadap Indomie seperti apa?Mi instan itu berasal dari Jepang sehingga Supermi yang pertama kali muncul terpengaruh dari Jepang, maka keluar dengan rasa kaldu ayam. Nah, Indomie keluar dengan rasa kari ayam. Jadi, dia memadukan antara cita rasa Indonesia dan konsep mi instan. Bicara kari dan spesifik kari Indonesia, maka memang sangat spesifik rasa Indonesia karena kari ada yang kari India dan lain-lain. Kami mengembangkan kari yang sesuai dengan cita rasa Indonesia. Setelah itu sepertinya orang Indonesia bisa menerima rasa ini. Lalu, pada tahun 1983, dikeluarkan Indomie goreng. Dengan kecap manis, kembali lagi cita rasanya cocok dengan cita rasa orang Indonesia. Itu yang membuat Indomie makin terkenal.Kapan Indomie bisa menyalip Supermi?Saya kurang tahu persis, tetapi saya kira sekitar tahun 1982 setelah mereka keluar dengan rasa kari ayam. Sekarang kami telah memiliki banyak rasa. Ada rasa regional seperti Medan, Bandung, dan lain-lain. Di daerah ada beberapa rasa, yakni mi celor, mi kocok bandung, coto makassar, dan lain-lain. Terakhir, kami mengeluarkan rasa tahu tek dan tengkleng. Cita rasa ini kami pelajari karena di satu daerah ada beberapa rasa untuk satu makanan. Kita mengenal makanan rawon, tetapi ternyata banyak berbagai jenis rasa.Setelah berjalan lama, kini banyak pesaing baru bermunculan. Apa yang membuat Indomie tetap disukai konsumen?Kami terus berinovasi di produk. Setiap tahun kami meluncurkan satu produk baru. Selain mengeluarkan cita rasa nasional, kami juga mengeluarkan cita rasa regional. Kami selalu melakukan kegiatan promosi 360 derajat dengan berbagai aktivitas, termasuk media sosial. Kami melakukan promosi terus-menerus. Lalu kami memberi harga yang sesuai dengan target konsumen kami. Misalnya, Indomie ada yang mahal, ada yang sedang, dan ada yang standar. Di distribusi kami menggunakan Indomarco. Mereka mempunyai lebih dari 1.200 titik pasokan. Kami terus melakukan perbaikan dalam jalur distribusi. Di samping itu, untuk produk, mutunya terus diperbaiki. Indomie akan terus-menerus melakukan perbaikan dari segi produk, komunikasi, distribusi, dan mutu untuk memuaskan konsumen.Bagaimana Indomie mengadopsi berbagai rasa di Nusantara?Kami mempunyai standar prosedur bagaimana mengeluarkan satu produk baru. Pertama, kami melihat respons konsumen terhadap produk. Kami mempunyai bagian pengembangan produk. Kami mempunyai divisi riset. Kami mendapat informasi dari berbagai sumber, dari riset, dari pasar, dan dari pengembangan produk. Jika sudah setuju, baru kami membuat produk. Ada rasa regional yang bisa diterima nasional. Rasa nasional terbaru adalah Indomie sambal matah.Bagaimana dengan perkembangan produksi Indomie?Dalam setahun di atas 12 miliar bungkus, baik untuk pasar dalam maupun luar negeri. Kami mengekspor Indomie ke sejumlah negara, hampir di semua negara. Di Afrika, kami menjual lisensi nama Indomie. Di dalam negeri kami menambah pabrik. Tahun lalu tambah satu pabrik di Cirebon. Sebelumnya kami membangun di Palembang.Apakah yang membanggakan dengan perkembangan Indomie?Kebanggaan Indomie adalah dengan warung makan Indomie. Mereka bisa memberi banyak peluang kerja. Satu warung Indomie saja mempekerjakan banyak orang. Warung Indomie ada sekitar 40.000. Banyak ukuran warung Indomie sehingga enggak mudah memperkirakan pekerja yang terlibat. Satu warung juga memberikan kehidupan kepada keluarga. Untuk itu, kami mengajarkan cara memasak yang baik, cara penyajian yang higienis. Makanan bersih dan nyaman, dan membantu membuat menu seperti Indomie dengan berbagai rasa. Orang berdasi juga akan mau makan di warung jika mereka bisa menyajikan makanan enak dan bersih. (MAR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000