logo Kompas.id
EkonomiKereta Cepat untuk...
Iklan

Kereta Cepat untuk Konektivitas di Jabar

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus mematangkan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek kerja sama Indonesia-China itu tidak hanya dirancang untuk meningkatkan konektivitas antardua kota metropolitan, Jakarta dan Bandung, tetapi juga kota-kota lain di Jawa Barat. Untuk mematangkan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Senin (23/10), Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri. Menteri yang dipanggil antara lain Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro. "Tadi pertemuan dengan Presiden bicara komprehensif mengenai kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Luhut seusai pertemuan. Dalam pertemuan itu, lanjut Luhut, para menteri memaparkan perkembangan pelaksanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Salah satunya rencana penggunaan teknologi yang tepat, karena di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung terdapat jalur melayang sepanjang 81 kilometer dan terowongan sepanjang hampir 20 kilometer. Sementara itu, Presiden Joko Widodo memberikan arahan, kereta cepat Jakarta-Bandung tidak hanya menghubungkan Jakarta dan Bandung sebagai pusat urbanisasi. Kereta cepat diharapkan juga dapat terintegrasi dengan semua proyek infrastruktur di Pulau Jawa. Oleh karena itu, kereta cepat dirancang tidak hanya digunakan untuk meningkatkan konektivitas Jakarta-Bandung, tetapi juga kota-kota lain di Jawa Barat. Bahkan dalam pertemuan dengan Presiden kemarin, muncul rencana pembangunan kereta cepat diintegrasikan dengan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Proyek pembangunan Bandara Kertajati ditargetkan rampung pada 2018. "Ada peluang kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan dikaitkan dengan Bandara Kertajati sehingga menjadi satu kesatuan," kata Luhut. Tak hanya meningkatkan konektivitas dan memudahkan transportasi publik, pengintegrasian tersebut juga untuk menekan biaya pembangunan. Untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung dibutuhkan biaya 5,6 miliar dollar AS. Rini Soemarno mengatakan, sampai saat ini tidak ada perubahan skema pembiayaan proyek kereta cepat sepanjang 142,3 kilometer itu. Biaya pembangunan akan ditanggung bersama antara BUMN Indonesia dan China.Alternatif Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung semestinya bisa segera direalisasikan. Sebab, Jakarta dan Bandung merupakan dua kota metropolitan sekaligus pusat urbanisasi dengan pergerakan manusia yang cukup tinggi.Karena itu, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai untuk menunjang aktivitas di dua kota tersebut. Kereta cepat merupakan salah satu alternatif yang harus disiapkan untuk meningkatkan konektivitas Jakarta-Bandung yang juga merupakan penopang perekonomian di Tanah Air. (NTA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000