logo Kompas.id
EkonomiPerang Makin Panas
Iklan

Perang Makin Panas

Oleh
· 3 menit baca

Dalam sepekan Asia Tenggara menjadi sorotan media massa internasional, seperti Financial Times dan The New York Times ketika berbagai perusahaan pendanaan ventura dan perusahaan teknologi digital diduga akan besar-besaran berperang untuk mendapatkan pasar di wilayah itu. Indonesia masuk dalam wilayah yang diincar oleh perusahaan-perusahaan itu. Ada sisi menarik. Sebenarnya sudah lama terdengar kabar bahwa perusahaan ventura dan perusahaan e-dagang berebut masuk ke Asia Tenggara. Perusahaan ventura telah lama membeli saham sejumlah usaha rintisan di Asia Tenggara. Perusahaan e-dagang juga sudah banyak masuk dan berdagang di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hingga kemudian, Sea Limited, sebuah perusahaan Amerika Serikat, mencatatkan diri di Bursa Efek New York dan menyebut Asia Tenggara sebagai pasar berikutnya. Langkah ini menjadikan wilayah itu sebagai medan perang antara perusahaan ventura dan perusahaan e-dagang Amerika Serikat dan China. Tak mengherankan bila Asia Tenggara yang memiliki 200 juta konsumen digital dengan pengeluaran tahun lalu mencapai 50 miliar dollar AS ini menjadi incaran. Secara umum alasan mereka menyasar wilayah ini adalah pertumbuhan kelas menengah yang besar serta pertumbuhan penggunaan telepon pintar yang juga terus tumbuh, sementara transaksi dalam jaringan (daring) masih sangat rendah. Sumber-sumber di kalangan internal perusahaan digital mengatakan, saat ini banyak dibuat kesepakatan bisnis di antara pelaku. Peningkatan kesepakatan bisnis ini menyusul perubahan dalam perusahaan digital itu sendiri. Semisal, perusahaan transportasi yang semula mengembangkan sistem pembayaran, kini membesar, maka perusahaan ventura mulai berebut membeli saham untuk makin membesarkan perusahaan itu.Perusahaan e-dagang yang semula tak peduli dengan sistem logistik juga mulai melirik jasa logistik, ketika sejumlah perusahaan ventura menawari pendanaan. Beberapa pemain mulai membeli usaha rintisan lokal yang juga bergerak di jasa logistik. Di usaha ini pertarungan antara Alibaba dan Amazon bakal ketat.Bisnis iklan Tak hanya itu, pemain global juga melirik Asia Tenggara karena potensi bisnis iklan yang besar di kawasan itu. Tentu, usaha rintisan di Asia Tenggara juga diincar untuk menangguk uang dari bisnis periklanan ini. Mereka punya keahlian dan teknologi untuk menarik pemasang iklan. Peluang ini menghasilkan kerja sama beberapa perusahaan pendanaan ventura dengan pemain lokal dan global. Kue iklan digital di wilayah ini tahun depan diprediksi mencapai 1,4 miliar dollar AS dan akan meningkat hingga 2,2 miliar dollar AS pada 2020. Meski demikian, ada tantangan besar juga untuk bermain di Asia Tenggara, seperti kondisi geografis yang berbeda, bahasa berbeda, budaya berbeda, dan kondisi ekonomi yang timpang. Situasi ini membutuhkan tenaga-tenaga kreatif untuk setidaknya mengurangi masalah yang muncul akibat berbagai perbedaan tersebut. Mereka yang punya pengetahuan tentang masalah lokal diperkirakan akan unggul dibandingkan mereka yang sekadar berinvestasi, tetapi tak memahami fenomena-fenomena setempat.Melihat perkembangan ini, Indonesia bisa terancam hanya sekadar jadi konsumen semata. Saham usaha rintisan Indonesia juga sudah banyak dibeli pemilik modal ventura global. Situasi ini mulai tampak jelas. Melawan dengan kekuatan modal sudah pasti sulit dilakukan oleh pelaku-pelaku di Indonesia. Menjauhi mereka juga membuat usaha rintisan tak berkembang. Dua langkah menghadapi ini adalah penyiapan tenaga kerja Indonesia agar bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja kreatif dan digital di usaha rintisan. Selain itu, pembentukan usaha rintisan baru yang sesuai dengan kebutuhan lokal juga masih sangat dibutuhkan. (ANDREAS MARYOTO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000