logo Kompas.id
EkonomiRantai Pasok Diperkuat untuk...
Iklan

Rantai Pasok Diperkuat untuk Dukung Industri

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Rantai pasok yang kuat diperlukan untuk mendukung industri konstruksi Indonesia yang kini tengah berkembang. Namun, belum semua pendukung industri konstruksi dapat dipenuhi dari dalam negeri."Dulu, ketika konstruksi masih terbatas, masalahnya adalah soal waktu yang membuat proyek infrastruktur tidak selesai. Dulu, alat, teknologi, dan mungkin keahlian terbatas. Saat ini bisa dilakukan inovasi baru," kata Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yaya Supriyatna dalam jumpa pers Konstruksi Indonesia dan The Big 5 Construct Indonesia, Kamis (26/10), di Jakarta.Menurut Yaya, industri konstruksi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir berkembang pesat melalui berbagai program pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, telekomunikasi, dan pembangkit listrik. Kebutuhan pendanaan untuk proyek konstruksi itu sekitar Rp 4.796,2 triliun. Diharapkan, swasta berkontribusi 36,5 persen dari kebutuhan dana atau sekitar Rp 1.751,5 triliun. Namun, saat ini pendanaan dari swasta untuk berbagai proyek itu baru sekitar 20 persen dari kebutuhan dana. Agar industri konstruksi semakin berkembang, rantai pasok diperlukan. Hal yang paling mendasar adalah kebutuhan tenaga terampil di sektor konstruksi. Dari total tenaga kerja di sektor konstruksi sebanyak 7,7 juta orang, baru 9 persen atau 704.619 yang tersertifikasi. Salah satu industri pendukung konstruksi yang berkembang pesat adalah beton pracetak dan beton prategang. Ketua Umum Dewan Pengurus Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) Wilfred Singkali mengatakan, produksi beton pracetak terus meningkat. Dari kapasitas produksi 25 juta ton pada 2014, kini telah menjadi 35 juta ton. Pangsa pasar beton pracetak di Indonesia saat ini sekitar 23 persen, yang ditargetkan tumbuh menjadi 30 persen pada 2019."Pracetak bukan barang baru, yakni metode konstruksi yang komponen-komponennya sudah dibuat di pabrik sehingga kontrol kualitasnya dilakukan di dalam pabrik. Pracetak diharapkan mempercepat konstruksi karena bisa dilakukan berbarengan dengan konstruksi dasar," katanya. Menurut Wilfred, saat ini kapasitas produksi beton pracetak oleh anak usaha BUMN dan swasta relatif berimbang. Dia menilai, perkembangan pracetak oleh anak perusahaan BUMN relatif cepat. (NAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000