logo Kompas.id
EkonomiDefisit Bisa Dekati Skenario
Iklan

Defisit Bisa Dekati Skenario

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Penerimaan pajak sampai akhir tahun diproyeksikan Rp 1.177,95 triliun atau sekitar Rp 106 triliun di bawah target. Meski demikian, jika penyerapan anggaran belanja dikendalikan di bawah 93 persen, defisit bisa mendekati skenario pemerintah, yakni 2,67 persen.Proyeksi realisasi penerimaan pajak dan defisit tersebut diperhitungkan oleh Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA). "Yang penting, usaha tiga bulan terakhir ini harus dipastikan murni kinerja tahun berjalan. Kalau tidak, pasti akan mengganggu kinerja tahun 2018. Jangan ijon dan jangan geser restitusi," kata Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo, Minggu (29/10), di Jakarta. Ijon adalah praktik menarik kewajiban pajak tahun depan ke tahun berjalan. Restitusi adalah klaim kelebihan bayar oleh pembayar pajak yang wajib dikembalikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 menargetkan pendapatan Rp 1.714 triliun. Sementara belanja dianggarkan Rp 2.111 triliun. Dengan demikian, defisit Rp 397 triliun atau 2,92 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).Kementerian Keuangan berkomitmen mengelola APBN-P 2017 dengan defisit mengarah ke 2,67 persen terhadap PDB. Skenario ini dengan asumsi realisasi belanja sampai akhir tahun 98 persen. Adapun realisasi pendapatan adalah 100 persen.Tantangannya, realisasi pendapatan negara tidak pernah mencapai 100 persen. Bahkan, pajak sebagai penyumbang terbesar, yakni 75 persen dari target total pendapatan, realisasinya hanya 81,5 persen pada 2015 dan 81 persen pada 2016.Tahun ini, realisasi penerimaan pajak sampai akhir September baru Rp 771 triliun atau 60 persen dari target. Artinya, penerimaan pajak yang harus dihimpun selama Oktober-Desember harus mencapai Rp 513 triliun guna mencapai target 100 persen.CITA memproyeksikan, realisasi pada triwulan IV-2017 adalah Rp 407,96 triliun. Proyeksi ini didasarkan atas pola penerimaan pada 2015 dengan memperhitungkan pertumbuhan alami dan usaha ekstra DJP. Tahun 2016 tidak digunakan dalam proyeksi karena terdapat bias program pengampunan pajak dan pergeseran penerimaan PPh migas.Dengan asumsi itu, penerimaan pajak sampai akhir 2017 adalah Rp 1.177,95 triliun atau 91,8 persen dari target. Rasio pajak terhadap produk domestik bruto adalah 9,03 persen.Capai targetDalam keterangan pers, Jumat lalu, Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menyatakan, DJP akan berusaha maksimal mencapai target. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, biasanya terjadi akselerasi peningkatan secara natural, baik dari sisi pendapatan maupun belanja pada Oktober-Desember. Kemenkeu memantau perkembangan ini secara hati-hati, termasuk risiko pencapaian penerimaan perpajakan tidak mencapai 100 persen.Dari sisi belanja, menurut Menkeu, pemerintah terus melakukan efisiensi, terutama terhadap belanja nonprioritas dan kurang mendesak. Ini dilakukan tanpa pemotongan program.Sehubungan dengan itu, lelang surat berharga negara (SBN) sampai minggu II Oktober 2017 mencapai 86,4 persen dari kebutuhan utang bruto Rp 717 triliun. "Apabila terjadi pelebaran defisit di atas proyeksi, tambahan pembiayaan diyakini dipenuhi dari sisa lelang SBN dalam negeri," kata Sri Mulyani. (LAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000