logo Kompas.id
EkonomiTarget Menekan Harga Daging...
Iklan

Target Menekan Harga Daging Tak Tercapai

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Target pemerintah menekan harga daging sapi hingga Rp 80.000 per kilogram melalui impor, penetapan harga acuan, dan pembentukan satuan tugas pangan tidak tercapai. Impor daging kerbau beku justru melahirkan praktik perdagangan tidak sehat sekaligus menurunkan volume pemotongan dan usaha penggemukan sapi di dalam negeri.Demikian salah satu poin diskusi tentang niaga daging yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka), di Jakarta, Kamis (2/11). Hadir sebagai pembicara adalah Direktur Kajian Strategis Kebijakan Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodik Ridho Nurrochmat, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani, pengajar Fakultas Peternakan IPB Muladno, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo, dan Manajer Pemasaran PD Pasar Jaya Gatra Vaganza.Ketua Pataka Yeka Hendra Fatika menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga rata-rata daging sapi 2011-2016 meningkat 12,5 persen per tahun. Pada 2011, tercatat Rp 60.903 per kilogram (kg) dan pada 2016 mencapai Rp 106.565 per kg. Data Kementerian Perdagangan pada 28 Oktober 2017 menyebutkan, harga rata-rata nasional untuk daging sapi Rp 116.601 per kg.Menurut Asnawi, masuknya daging kerbau ke pasar tidak menekan harga daging sapi, tetapi justru dimanfaatkan oleh sebagian pedagang untuk mengeruk keuntungan, yakni dengan cara mencairkan (thawing) daging kerbau beku dan mengoplosnya dengan daging sapi. Setelah dicairkan, daging kerbau sulit dibedakan teksturnya dengan daging sapi. Praktik pengoplosan dan penipuan konsumen dinilai marak di lapak-lapak daging pasar tradisional. Skala kecilMuladno berpendapat, karakteristik peternakan sapi, pedagang, dan konsumen daging sapi di Indonesia umumnya berskala kecil. Mayoritas lebih suka daging sapi segar. Karena itu, pemenuhan kebutuhan daging dengan cara impor daging beku kurang relevan. Sebaiknya, jika sapi lokal tak cukup, kebutuhan dipenuhi dengan impor sapi bakalan. "Idealnya, daging kerbau beku untuk industri saja sehingga pasar peternak lokal tak terganggu," kata Muladno. Fini menyatakan, impor daging kerbau merupakan solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan daging. Tahun ini, kebutuhan daging sapi diperkirakan 604.966 ton, sementara produksi 354.770 ton. Kekurangan dipenuhi melalui impor sapi setara 139.300 ton dan impor daging 110.896 ton.Menurut Gatra, ada 101 pasar dari total 153 pasar tradisional di DKI Jakarta yang memiliki lapak daging. Namun, mayoritas di antaranya belum memiliki alat pendingin dan mesin pemotong. PD Pasar Jaya berencana memulai dengan percontohan di salah satu pasar. (MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000