Infrastruktur Jaringan Diperkuat

BOGOR, KOMPAS — PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memperkuat infrastruktur jaringan gas pipa di dalam negeri untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. Hingga 2030 dibutuhkan investasi 48,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 650 triliun untuk membangun infrastruktur gas di seluruh wilayah Indonesia. Harga gas alam masih lebih murah dibandingkan dengan beberapa jenis bahan bakar lain di Indonesia.Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar masih relatif lebih murah dibandingkan dengan berbagai bahan bakar lain. Pemanfaatan gas tersebut antara lain untuk rumah tangga (gas kota), industri, dan transportasi. Sejauh ini, jaringan pipa gas yang dikelola PGN mencapai 7.390 kilometer."Sebagai perbandingan, rata-rata gas yang dijual PGN adalah 8,5 dollar AS per MMBTU (juta metrik british thermal unit). Bandingkan dengan solar (high speed diesel) yang mencapai 18,82 dollar AS per MMBTU, elpiji nonsubsidi 20 dollar AS per MMBTU, atau gasoline 88 (premium) seharga 18,6 dollar AS per MMBTU. Gas alam tetap lebih murah," ujar Dilo di Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Dilo menambahkan, pada 2016 pemanfaatan gas bumi di Indonesia baru 58 persen dari total produksi gas dalam negeri. Sisanya, sebanyak 42 persen, diekspor. Produksi gas pada 2016 setara dengan 1,4 juta barrel setara minyak per hari (BOEPD)."Semakin banyak pemanfaatan gas bumi di dalam negeri, impor minyak bisa dikurangi. Pemerintah berencana mengurangi ekspor gas sebanyak 25 persen pada 2025," ujarnya. Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PGN Desy Anggia menambahkan, berdasarkan perhitungan perusahaan, pemakaian gas bumi oleh sektor industri dapat menekan ongkos produksi sampai 40 persen. Penghematan itu dapat menjaga daya saing sektor industri skala kecil, menengah, dan besar. Pihaknya juga menjamin keandalan pasokan gas bagi pelanggan PGN. (APO)