JAKARTA, KOMPAS — Rencana pengoperasian 392 kilometer jalan tol di berbagai ruas tol, pembangunannya hingga akhir tahun ini terus dikejar. Dari target 392 km jalan yang beroperasi hingga akhir tahun ini, yang telah beroperasi sepanjang 104,5 km di beberapa daerah.
"Hingga akhir tahun masih ada waktu sekitar 2 bulan. Maka, ruas tol lainnya akan terus kita dorong untuk memenuhi target pengoperasiannya," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Senin (13/11), di Jakarta.
Herry mengatakan, beberapa ruas tol ada yang akan beroperasi adalah ruas Surabaya-Mojokerto seksi IB, seksi 2 dan 3 sepanjang 15,47. Ruas berikutnya yang dapat beroperasi tahun ini adalah Solo-Ngawi hingga Madiun sepanjang 90 km, ruas Pasirkoja-Soreang sepanjang 8,15 km, Bakauheni-Terbanggi Besar dan Bakauheni-Kotabaru sepanjang 13,93 km, Ciawi-Sukabumi seksi I sepanjang 7,3 km. Selain itu, tol yang dijadwalkan dapat beroperasi tahun ini adalah Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 sepanjang 37,3 km, Kertosono-Mojokerto seksi 2 dan 4 sepanjang 20,8 km, Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi 2 sepanjang 5,5 km, dan Depok-Antasari seksi Antasari-Brigif sepanjang 6,8 km.
Vice President Operation Management PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy R Lukman mengatakan, jalan tol Surabaya- Mojokerto akan tersambung sepenuhnya tahun ini setelah seksi IB, seksi 2 dan 3 nantinya beroperasi. Menurut Raddy, jalan yang belum beroperasi tersebut telah diuji kelaikan operasi dan kelaikan fungsinya.
Berdasarkan data BPJT, hingga 2019, dijadwalkan terdapat penambahan 1.852 km jalan tol. Pada 2015, jalan tol yang telah beroperasi sepanjang 132 km. Tahun 2016, jalan tol yang beroperasi sepanjang 44 km dari rencana 136 km.
Pelabuhan Patimban
Proyek Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, akhirnya mendapat kepastian dana. Jepang akan memberikan pinjaman sekitar Rp 14,2 triliun. Perwakilan Senior Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), Tomoyuki Kawabata, mengatakan, pendanaan itu setara 83 persen kebutuhan proyek. "Pajak dan pengadaan tanah tidak termasuk obyek pinjaman," ujarnya, Senin, di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta.
Dana pinjaman dari Jepang dipakai untuk menyelesaikan proyek tahap pertama, yakni terminal kendaraan, terminal peti kemas, jalan akses pelabuhan, instalasi listrik, dan dermaga. Wakil Dubes Jepang untuk Indonesia Kozo Honsei berharap pembangunan dimulai pada Januari 2019. (NAD/RAZ)