logo Kompas.id
EkonomiKenaikan Harga Komoditas...
Iklan

Kenaikan Harga Komoditas Dorong Kinerja PTPN

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan induk PT Perkebunan Nusantara mampu mencatatkan kenaikan penjualan produk komoditas pada triwulan III-2017. Kenaikan itu dipicu oleh kenaikan harga komoditas, seperti kelapa sawit dan karet, serta strategi korporasi meningkatkan produktivitas dan efisiensi.Hal itu disampaikan Direktur Utama Perusahaan Induk PTPN Dasuki Amsir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/11). "Penjualan per Oktober 2017 sebesar Rp 28,19 triliun, naik dibandingkan penjualan per Oktober 2016 sebesar Rp 26,87 triliun," kata Dasuki. Sampai akhir 2017, ditargetkan penjualan bisa mencapai Rp 37 triliun. Laba bersih per Oktober 2017 perusahaan induk PTPN yang mengelola 14 PTPN mencapai Rp 921,28 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang masih mencatat rugi Rp 805,59 miliar. Laba bersih sampai akhir 2017 ditargetkan mencapai Rp 1,2 triliun. Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan PTPN Erwan Pelawi mengatakan, kenaikan nilai penjualan pada 2017 dipicu oleh kenaikan harga komoditas, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan karet. Sebagai gambaran, harga CPO rata-rata pada 2016 sebesar Rp 7.500 per kilogram (kg) dan pada 2017, harga rata-rata CPO mencapai Rp 8.500 per kg. Harga rata-rata karet pada 2016 kurang lebih Rp 17.000 per kg, sementara pada pada 2017, harga karet rata-rata sebesar Rp 24.000 per kg.Erwan mengatakan, peningkatan penjualan dan laba bersih per Oktober 2017 juga disebabkan oleh program efisiensi korporasi, seperti efisiensi dalam pengadaan barang secara serentak. Penghematan dari pengadaan barang itu bisa mencapai Rp 400 miliar.Dasuki mengatakan, korporasi bisa meningkatkan produktivitas, terutama anak usaha yang bergerak di sektor usaha kelapa sawit. "Produktivitas tumbuh 1,7 ton per hektar," kata Dasuki. Produksi tandan buah segar (TBS) per Oktober 2017 mencapai 8,9 juta ton di areal lahan seluas 469.000 hektar.InvestasiErwan mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas perkebunan tebu, sejumlah PTPN melakukan revitalisasi, seperti perbaikan tanaman. "Ada tujuh pabrik gula yang direvitalisasi," katanya. Selain itu, perusahaan induk PTPN juga melakukan investasi pembangunan pabrik baru di Comal sampai 2020 dengan kapasitas 6.000 ton tebu per hari. "Satu pabrik sudah beroperasi, yaitu Pabrik Gula Glenmore," kata Erwan. Menurut Dasuki, sejumlah PTPN, seperti PTPN XII juga melakukan konversi lahan perkebunan karet ke perkebunan tebu untuk memperkuat pasokan bahan baku pabrik baru.Dari total penjualan perusahaan induk PTPN sebesar Rp 28,19 triliun, kontribusi terbesar berasal dari perkebunan kelapa sawit sebesar 65 persen, karet 20 persen, tebu, teh, dan aneka tanaman masing-masing sebesar 4 persen, serta kopi sebesar 1 persen. Total aset PTPN sebesar Rp 115,51 triliun. (FER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000