Jaringan Jalan Tol Ditambah
MEDAN, KOMPAS — Jaringan jalan tol di Sumatera Utara terus ditambah. Selain menyelesaikan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Tol Medan-Binjai, pembebasan lahan untuk tol Tebing Tinggi-Parapat juga tengah dipercepat.
"Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi ini masih belum maksimal karena belum terintegrasi dengan tol lain. Jadi, kendaraan masih masuk-keluar tol. Jika semua tol tersambung, kendaraan yang lewat tol bisa sampai 70.000 kendaraan per hari," kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Paul Ames Halomoan, Senin (20/11), di Medan, Sumatera Utara.
Sejak Tol Kualanamu sampai Sei Rampah dioperasikan pada Oktober lalu, kendaraan yang lewat pada hari biasa sekitar 8.000 kendaraan per hari. Jumlah itu meningkat pada akhir pekan menjadi 12.000 kendaraan.
Agar jaringan tol tersebut terintegrasi, saat ini seksi 1 dan 7 tol Kualanamu-Tebing Tinggi dalam proses pembebasan lahan dan konstruksi. Dari Sei Rampah hingga Tebing Tinggi yang dikerjakan PT Jasamarga Kualanamu Tol masih tersisa 9,2 kilometer (km). Adapun ke arah Medan masih tersisa 3,2 km.
Tol Medan-Binjai yang sedang dalam proses konstruksi adalah seksi 1 antara Tanjung Mulia dan Helvetia. Untuk meminimalkan pembebasan lahan akan digunakan konstruksi layang. Kedua ruas tersebut akan selesai dibangun dan beroperasi pada pertengahan 2018.
Selain dua ruas tersebut, menurut Paul, tol yang juga dipercepat pengerjaannya adalah tol menuju Pelabuhan Kuala Tanjung. "Pelabuhan Kuala Tanjung dijadikan pelabuhan internasional dan untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke. Jika semua tersambung dengan Tol Belmera, kami harapkan 70.000 kendaraan per hari bisa tercapai," ujar Paul.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PT Jasamarga Kualanamu Tol Agus Suharjanto mengatakan, sejak dioperasikan sebulan lalu, Tol Kualanamu hingga Sei Rampah masih didominasi kendaraan golongan 1, yakni sekitar 80 persen. "Kalau nanti bisa tersambung dengan Tol Belmera, arus kendaraannya akan meningkat menjadi sekitar 20.000 kendaraan per hari," kata Agus.
Penetapan lokasi
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini ruas Tol Tebing Tinggi-Parapat masih dalam tahap pengajuan penetapan lokasi. "Dalam waktu dekat semoga sudah bisa diajukan ke pemerintah provinsi. Selain itu, jalur tol itu akan melewati lahan milik PTPN. Harapannya tanah tersebut bisa kita manfaatkan," kata Herry.
Tol Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 98,5 km dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 8,2 triliun. Badan usaha yang membangun ruas ini adalah PT Hutama Marga Waskita. Perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) telah ditandatangani pada Februari lalu.
Menurut laman PT Hutama Karya (Persero), konstruksi jalan tol dimulai pada 2019 dan selesai pada 2022. (NAD)