logo Kompas.id
EkonomiKaca Ajaib dan Avatar
Iklan

Kaca Ajaib dan Avatar

Oleh
· 3 menit baca

Alibaba Group baru saja memecahkan rekor penjualan dalam jaringan melalui festival belanja yang digelar pada 11 November lalu. Dalam 24 jam, perusahaan asal China ini mencatatkan penjualan bernilai sekitar Rp 342 triliun. Uniknya, pada peluncuran festival belanja daring itu, Alibaba justru menegaskan bahwa perusahaan ini bukanlah perusahaan e-dagang, melainkan penyedia layanan solusi digital.Solusi teknologi Alibaba ini tidak saja melejitkan belanja daring, tetapi juga menawarkan untuk mendorong lagi pertumbuhan ritel luar jaringan (luring) atau toko fisik. Konsep toko fisik yang memanfaatkan solusi teknologi dan data itulah yang kini dikampanyekan.Secara global, perilaku belanja daring paling meluas ditemukan di China. Kontribusi e-dagang itu terhitung sekitar 18 persen dari seluruh penjualan ritel di China. Artinya, sebagian besar perdagangan masih dilakukan di toko fisik. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat (AS) pada 2016, porsi belanja daring diperhitungkan 8.3 persen dari total belanja ritel. Sementara di Indonesia, porsi belanja daring baru sekitar 2 persen dari total belanja ritel.Di satu sisi, belanja daring belum menjadi perilaku dominan. Di sisi lain, perubahan perilaku dan minat belanja kian nyata. Riset BCA Sekuritas tahun ini menunjukkan pertumbuhan transaksi di sejumlah mal konvensional di Jabodetabek turun tajam. Sebaliknya, peningkatan transaksi secara signifikan juga terjadi pada sejumlah mal lain di kawasan ini. Konsumen terbukti makin tertarik pada mal yang menawarkan konsep gaya hidup, tidak sekadar pusat belanja.Beragam inovasi dilakukan untuk menggiring konsumen ke toko fisik. Butik busana, misalnya, mendesain toko dengan bar dan sofa nyaman. Konsumen bisa menikmati suasana kafe sambil mempertimbangkan untuk belanja. Redesain toko seperti ini, antara lain, diadopsi Nordstrom dan Urban Outfitters di AS. Desain ini didasari kesadaran bahwa pengunjung tidak harus berbelanja. Namun, mereka perlu dibuat ingin berbelanja. Transformasi fisik itu juga dibarengi integrasi pola konsumsi daring dan luring. Peranti paling ampuh untuk memperkuat ritel, baik daring maupun luring, tetap berupa solusi teknologi dan data. Di China, beragam bentuk teknologi yang memperkuat toko fisik semakin jamak ditemukan, mulai dari fitur realita tertambah (augmented reality) hingga kecerdasan artifisial. Fasilitas "kaca ajaib" di toko kosmetik, misalnya, memungkinkan konsumen menjajal aneka produk riasan wajah secara virtual. Ada pula fitur yang membantu konsumen "menempatkan" produk mebel yang ia minati secara virtual dalam ruangan di rumahnya.Beragam butik di China juga mulai memperkenalkan kamar ganti dengan layar yang dilengkapi kecerdasan artifisial bak konsultan mode. Layar itu akan menampilkan rekomendasi padu padan busana yang sesuai. Bahkan, di ruang ganti virtual, wajah konsumen dipindai, data ukuran tubuhnya direkam, lalu layar memunculkan avatar (sosok menyerupai) si konsumen. Avatar ini mengenakan aneka baju yang dipindai kode batangnya (barcode). Apa pun fitur teknologi yang dipakai, hal paling mendasar pada konsep ritel baru ini tetap pemanfaatan data yang ditangkap dan diakumulasi di setiap toko. Dengan begitu, didapat basis data konsumen dan minat mereka. Minat konsumen ini tidak saja ditunjukkan dengan pembelian, tetapi juga dari frekuensi suatu produk diambil dan dipindai kode batangnya. Berikutnya, konsumen yang bersangkutan ditargetkan untuk kampanye promosi produk spesifik sesuai minatnya. Mereka tidak lagi menjadi obyek kampanye pemasaran yang acak. Alibaba bahkan merancang solusi teknologi untuk toko kelontong di kawasan hunian yang cenderung berkarakter tradisional. Data kebiasaan beli konsumen itu bisa menghasilkan rekomendasi bagi pemilik toko kelontong tentang produk spesifik yang paling diminati di lingkungan itu. Data itu juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sistem logistik hingga ekspansi produk pada bisnis skala kecil tersebut. Bisnis ritel memang tengah menghadapi tantangan zaman. Namun, peluang berkembang selalu ada. (NUR HIDAYATI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000