logo Kompas.id
EkonomiDana untuk Pemberdayaan
Iklan

Dana untuk Pemberdayaan

Oleh
· 2 menit baca

Desa Denai Lama di Deli Serdang hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Kedekatan dengan bandara itu bisa dipandang sebagai peluang. Pertanyaannya, apa yang bisa ditawarkan desa itu? Mayoritas warga desa ini bermata pencarian sebagai petani. Lebih dari separuh dari kawasan desa seluas 295,5 hektar itu berupa lahan pertanian dan perkebunan. Ini mendasari pengembangan Denai Lama menjadi desa wisata berbasis pertanian dan kebudayaan. Pendapatan asli desa yang berasal dari alokasi anggaran desa, dana bagi hasil, dan dana desa dari pemerintah pusat disisihkan dan diarahkan ke situ. Pada 2015 dan 2016, dana itu lebih banyak dialokasikan untuk infrastruktur. Kini, Denai Lama mulai merintis badan usaha milik desa (BUMDes) di sektor pertanian. Selain itu, dilakukan pula pelatihan usaha kecil menengah (UKM), seperti pelatihan mengemas produk dengan pendanaan dari dana desa,Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, penyerapan dana desa terus naik. Pada 2015, total dana desa Rp 20,67 triliun atau rata-rata Rp 280,3 juta per desa untuk 74.093 desa. Penyerapannya 82,72 persen. Pada 2016, total dana desa melonjak jadi Rp 46,98 triliun untuk 74.754 desa atau rata-rata Rp 643,6 juta per desa. Penyerapannya pun naik jadi 97,65 persen. Tahun ini, hingga akhir September, penyerapan dana desa telah mencapai 89,2 persen dari total dana desa Rp 60 triliun untuk 74.910 desa atau rata-rata Rp 800,4 juta per desa.Di banyak desa, termasuk di Denai Lama, pada dua tahun pertama, dana desa lebih banyak dimanfaatkan untuk kegiatan fisik, seperti membangun jalan, saluran irigasi, dan sanitasi. Dengan pelaksanaan kegiatan swakelola dan padat karya, pemanfaatan dana desa dapat menyerap tenaga lokal untuk proyek jangka pendek (3 bulan) maupun jangka panjang (8 bulan). Untuk mendorong skala ekonomi, sejak tahun lalu setiap desa didorong membentuk BUMDes sesuai potensi atau keunggulan desa masing-masing. Dengan persentase 82,77 persen penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani, upaya mendorong usaha pertanian adalah pilihan paling masuk akal bagi desa. Kemendesa dan PDTT mengidentifikasi tantangan meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian adalah skala ekonomi yang kecil, akses pasar terbatas, tidak terintegrasi secara vertikal, dan minimnya permodalan. Untuk itu, sistem kluster produk unggulan desa dipandang perlu. Jika skala produksi lebih besar, swasta pun lebih tertarik membuat industri pascapanen.Pemanfaatan berbagai dana yang disalurkan di desa perlu dirancang agar tidak hanya sekadar diserap proyek, tetapi juga mendukung sektor lain. (Norbertus Arya Dwiangga)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000