Strategi Dilakukan Hadapi Kenaikan Harga Akhir Tahun
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pedagang di pasar bilangan Jakarta telah mengetahui kenaikan harga bahan pokok menjelang akhir tahun. Oleh sebab itu, strategi terkait target pembeli, harga penjualan, dan sumber suplai disiapkan.
Salah satu pedagang di Pasar Jaya Ciracas, Jakarta Timur, Tri Anggraeni, mengandalkan pelanggan setianya untuk menghadapi kenaikan harga akhir tahun. Berdasarkan pengalamannya, mereka tetap membeli bahan-bahan pokok di kiosnya.
Sejauh ini, pelanggan Tri berkisar 10-20 orang. Menurut pantauan Kompas, rata-rata transaksinya mencapai Rp 100.000. "Pelanggan saya itu pedagang makanan olahan seperti, nasi uduk, bubur ayam, martabak, nasi goreng, mie rebus, dan sebagainya," kata Tri saat ditemui di kiosnya, Selasa (28/11).
Tri memang tidak menargetkan pembeli yang berbelanja untuk kebutuhan rumah tangganya langsung. Dia mengatakan, pembeli yang seperti itu biasanya tidak mempedulikan kenaikan harga yang terjadi.
Sampai Selasa, harga bahan pokok di kios Tri yang naik dalam seminggu ini adalah minyak goreng. Sebelumnya, harganya berkisar Rp 11.000 per liter, sedangkan saat ini Rp 12.000 per liter. Sementara itu, harga bawang putih naik Rp 3.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 25.000 per kg.
Bahan pokok lainnya cenderung stabil sejak pasca Lebaran 2017. Tri mengatakan, harga tepung terigu saat ini Rp 6.000 per kg, gula Rp 12.000 per kg, dan garam Rp 2.500 per kg.
Terkait kenaikan harga, menurut Tri, akhir tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan Lebaran 2017. "Kalau Lebaran kemarin, rata-rata kenaikan harganya tidak mencapai 20 persen. Akhir tahun 2016 selisih harganya bisa mencapai 30 persen," ujarnya.
Strategi segmentasi pembeli juga dilakukan oleh Darsuti (37), salah satu pedagang telur ayam di Pasar Jaya Ciracas. Pelanggannya juga merupakan pedagang-pedagang makanan olahan. Sampai saat ini, dia memiliki lebih dari 50 pelanggan.
Sudah seminggu ini harga jual telur ayam yang ditetapkan sebesar Rp 24.000 per kg. Darsuti mengatakan, sebelumnya seharga Rp 22.000 per kg. "Memang menjelang akhir tahun dan Lebaran, harga telur ayam berkisar Rp 24.000. Tahun lalu pub demikian. Karena pelanggan saya juga pedagang, mereka sudah memahaminya dan tetap membeli," tutur Tri.
Di sisi lain, ada pedagang yang sejak awal memasang harga lebih tinggi dari pasar untuk menjaga stabilitas harga. Salah satunya Saifudin Anwar (31), pedagang di Pasar Jaya Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Anwar menuturkan, harga tepung terigu yang dijualnya sebesar Rp 8.000 per kg, garam Rp 2.500 per bungkus, telur Rp 25.000 per kg, minyak Rp 12.500 per kg, serta gula Rp 14.000 per kg. "Tidak apa harga tinggi karena saya menjamin kualitas," katanya.
Selain mengedepankan kualitas, harga bahan-bahan pokok yang dijual Anwar pun cenderung lebih stabil. Dia mengatakan, pada akhir tahun lalu dan Lebaran 2017 harganya tetap seperti yang dituturkannya.
Anwar berani menetapkan harga demikian karena menargetkan pembeli untuk kebutuhan rumah tangga yang tidak mempedulikan harga melainkan kualitas. "Karena itu, pelanggan tetap membeli meski harganya cenderung lebih tinggi dari harga pasar karena mereka tahu kualitas bahannya terjamin," ujarnya.
Berbeda dengan Tri, Darsuti, dan Anwar, Ardiansyah (21) memilih untuk mengikuti perkembangan pasar. Pedagang sayur di Pasar Jaya Ciracas itu mengubah harga sesuai dengan sumber suplainya. Misalnya, sudah seminggu ini harga cabai merah keriting harganya meningkat Rp 15.000 per kg menjadi Rp 45.000 per kg. “Harga bahan pokok itu biasa naik-turun. Kalau memang pembeli butuh, dia akan tetap berbelanja meski harganya sedang naik,” ucapnya.
Tidak hanya strategi terkait segmentasi pembeli dan mekanisme, operasi pasar juga dilakukan untuk antisipasi kenaikan harga beras di Jakarta. Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang Zulkifly Rasyid menuturkan, sejak sebulan terakhir stok beras medium tidak ada. Padahal beras itu lebih diminati.
Namun, Zulkifly menceritakan, sebulain ini Pasar Induk Cipinang mendapatkan beras dalam rangka operasi pasar sekitar 5.000 ton per minggu selama sebulan ini. Harga jualnya sebesar Rp 8.100 per kg.
Adapun, sejumlah pembeli telah merasakan kenaikan harga menjelang akhir tahun, contohnya Sulianti (30) yang ditemui di Pasar Jaya Ciracas dan Mutia Dwi (34) yang ditemui di Pasar Jaya Tebet Timur. Mereka mengatakan, kenaikan harga telur dan cabai paling terasa. Akan tetapi, mereka memaklumi kenaikan harga tersebut sebagai bagian dari fluktuasi pasar. (DD09)