MASOHI, KOMPAS — PT Permodalan Nasional Madani (Persero), melalui Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera, menargetkan dapat membina empat juta ibu rumah tangga miskin hingga akhir tahun 2018. Program dari salah satu badan usaha milik negara ini ditujukan untuk membantu ekonomi keluarga miskin lewat pemberian modal dan pemberdayaan ekonomi bagi ibu rumah tangga.
Deputi Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (1/12), mengatakan, Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang mulai bergulir pada Januari 2016 itu kini telah menghimpun 2.080.000 anggota di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, yang aktif 1.922.168 anggota.
Anggota Program Mekaar tergabung dalam 1.188 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 10-30 orang. Kelompok-kelompok ini tersebar di 24 provinsi. Khusus di Provinsi Maluku, terdapat 247 kelompok dengan anggota 4.286 orang.
"Target tahun depan (mencapai) 4 juta anggota. Semakin banyak anggota, perekonomian akan semakin membaik karena banyak orang mendapatkan akses modal dan pembinaan untuk mengembangkan usahanya," kata Hambra.
Jumat kemarin, Hambra bersama Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi dan sejumlah pejabat PNM mengunjungi kelompok Mekaar Air Cincin di Desa Rutah, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Kelompok ini beranggotakan 30 ibu penjual ikan.
Sebelumnya anggota kelompok itu telah menerima pinjaman modal Rp 2 juta per orang. Modal ini dipakai untuk membeli ikan dari para nelayan di desa yang berjarak sekitar 5 kilometer dari ibu kota kabupaten itu. Anggota mengangsur pengembalian modal setiap minggu dengan besaran berbeda-beda, bergantung pada lamanya masa pinjaman.
Untuk masa pinjaman 6 bulan 1 minggu, anggota mengangsur Rp 90.000 per minggu. Adapun untuk masa pinjaman 1 tahun 2 minggu besarnya angsuran Rp 50.000 per minggu. "Jika ada anggota tidak bisa membayar, itu menjadi tanggung jawab kelompok. Itu yang namanya tanggung renteng," ujar Hambra.
Samsia (40), anggota kelompok Mekaar Air Cincin, mengatakan, modal itu merupakan yang pertama kali ia dapatkan selama menjalani usaha menjual ikan. Ia mengaku kesulitan mengakses modal dari perbankan karena dianggap persyaratannya terlalu berat. Jalan keluar sebelumnya adalah meminjam uang rentenir dengan bunga tinggi.
"Ini membuat masyarakat sulit keluar dari kemiskinan. Kehadiran Mekaar cukup membantu mereka," ujar Arief. (FRN)