JAKARTA, KOMPAS — Pembentukan perusahaan induk badan usaha milik negara dinilai dapat membuat kinerja bisnis menjadi efisien, efektif, dan mampu berkompetisi dengan perusahaan multinasional. Hal itu antara lain tecermin dari pembentukan perusahaan induk BUMN di bidang usaha semen, yaitu PT Semen Indonesia.
Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto dalam diskusi bertema ”Mengapa Perlu Holding BUMN” yang diselenggarakan Kementerian Informasi dan Telekomunikasi di Jakarta, Selasa (5/12).
Selain Agung, hadir sebagai pembicara Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta.
”Ketika komunikasi terjadi dan manajemen bersatu, hasilnya cepat. Sejak 2005, kinerja (perusahaan induk) tumbuh,” kata Agung. Sebagai gambaran, pada 2005, volume produksi semen perusahaan induk semen sebanyak 15,75 juta ton. Pada 2014, volume produksi telah mencapai 28,30 juta ton.
Menurut Agung, sebelum terkonsolidasi dalam perusahaan induk pada 1995, ketiga perusahaan BUMN semen, yaitu PT Semen Padang, PT Semen Gresik, dan PT Semen Tonasa memiliki produksi yang jauh tertinggal dengan perusahaan swasta, seperti PT Indocement yang mencapai 15,4 juta ton.
Setelah terkonsolidasi, volume produksi perusahaan induk semen yang tergabung dalam PT Semen Gresik waktu itu mencapai 16,1 juta ton. Namun, dalam fase pertama pembentukan perusahaan induk ini, kinerja perusahaan tidak terlalu baik karena komunikasi yang kurang memadai, tidak ada kepercayaan, dan sentimen lokal yang tertanam pada sumber daya manusia di korporasi.
Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan semen swasta, menurut Agung, baru disadari perlunya sinergi dan efisiensi. Berbagai pembenahan manajemen dan restrukturisasi korporasi pun terus dilakukan.
”Kunci pembentukan perusahaan induk adalah proses komunikasi harus terus berjalan,” ujarnya. Ia menambahkan, tantangan zaman dalam perjalanan korporasi akan menentukan arah dan strategi bisnis korporasi.
Menurut Wianda, pembentukan perusahaan induk BUMN akan membuat BUMN semakin besar, kuat, dan lincah sehingga mampu meningkatkan kinerja bisnis dan skala bisnis yang lebih besar. Pembentukan perusahaan induk BUMN secara sektoral diperlukan agar BUMN mampu bersaing di tingkat regional.
Dengan perusahaan induk, BUMN tambang lebih mampu menentukan strategi dan rencana bisnis dan investasi secara terintegrasi dan bersinergi. Ditambahkan Isa, investasi sebaiknya tidak dilakukan pada masing-masing entitas secara terpisah-pisah, tetapi terkonsolidasi agar lebih efisien. (FER)