RI Ingin Cetak Banyak ”Unicorn”
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memfasilitasi pendanaan bagi usaha rintisan di Tanah Air agar tumbuh menjadi perusahaan kelas kakap atau disebut unicorn. Program yang digulirkan tahun ini diharapkan menjembatani perusahaan rintisan dengan pemodal besar.
Dengan program itu, usaha rintisan diharapkan bisa terhubung dengan pemodal dari dalam negeri dan luar negeri.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan hal itu dalam peluncuran program The Next Indonesian Unicorns (Nexticorn) di Jakarta, Jumat (8/12), yang dihadiri sejumlah pemilik usaha rintisan.
Perusahaan rintisan merupakan usaha yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan. Pengembangan usaha tersebut memerlukan peran investor atau penanam modal agar berkembang menjadi perusahaan unicorn.
Unicorn merupakan istilah bagi perusahaan rintisan berbasis digital dengan valuasi bisnis lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,5 triliun. Laman techcrunch.com merilis, perusahaan rintisan yang masuk kategori unicorn di Asia Tenggara saat ini memiliki rentang umur perusahaan antara 5-12 tahun.
Menurut Rudiantara, ada delapan perusahaan rintisan di Asia Tenggara yang saat ini masuk kategori unicorn. Dari jumlah itu, empat usaha di antaranya berasal dari Indonesia, yakni Traveloka, Tokopedia, Go-Jek, dan Bukalapak. Pihaknya menargetkan ada 5 usaha rintisan yang menjadi unicorn hingga 2019.
Indonesia merupakan salah satu fokus investasi dari pemodal ventura karena pasar yang besar. Tingkat produk domestik bruto (PDB) Indonesia mendekati 1 triliun dollar AS, dengan populasi penduduk yang menggunakan gawai atau melek digital mencapai 90 juta-100 juta orang.
Rudiantara mengemukakan, program Nexticorn yang diluncurkan pemerintah bekerja sama dengan Asosiasi Modal Ventura Start Up Indonesia (Amvesindo) dan kantor akuntan publik Ernst & Young menjadi sarana menjembatani perusahaan rintisan terpilih untuk mengakses pembiayaan ke penanam modal besar.
”Pemerintah membantu untuk menjembatani pembiayaan dengan investor besar. Sebab, usaha rintisan susah mencari investor, dan investor yang datang ke indonesia susah cari alamat usaha rintisan. Program ini diharapkan menjembatani agar perusahaan rintisan bisa menjadi unicorn,” katanya.
Pemerintah membantu untuk menjembatani pembiayaan dengan investor besar.
Promosi
Ketua II Amvesindo Donald Wihardja mengemukakan, dengan potensi pasar yang besar, usaha rintisan di Indonesia memiliki kapasitas untuk bertarung dengan perusahaan unicorn dari negara-negara lain.
Kendalanya, sebagian usaha rintisan kerap kesulitan memperoleh modal lanjutan dan menemukan investor yang tepat. Oleh karena itu, ujar Donald, pihaknya akan menjembatani usaha rintisan dengan pemodal yang siap berinvestasi lebih dari 3 juta dollar AS.
”Kami siap mempromosikan perusahaan rintisan ke investor lokal dan internasional agar mendapat lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan dana serta menciptakan unicorn baru di Indonesia,” kata Donald.
Lewat Nexticorn, Amvesindo tengah mengumpulkan data direktori perusahaan rintisan yang memenuhi kriteria, diikuti proses evaluasi dan kurasi untuk memilih perusahaan yang memenuhi persyaratan. Terkait itu, ada sejumlah persyaratan untuk mengikuti program Nexticorn, di antaranya akta pendirian usaha, telah memperoleh pendanaan minimal 100.000 dollar AS, dan kejelasan struktur finansial minimal 3 tahun terakhir.
Irfan, pendiri usaha rintisan bidang teknologi finansial, mengapresiasi langkah pemerintah menjembatani permodalan usaha rintisan. Tahun ini, ia telah mencoba mengajukan pendanaan ke modal ventura, tetapi ada kecenderungan pemodal tersebut meminta bagian saham dari usaha rintisannya. (LKT)