Dorong Aplikasi Lokal
JAKARTA, KOMPAS — Pemanfaatan jaringan internasional untuk internet di Indonesia sangat besar sehingga membebani kapasitas transmisi yang tersedia. Karena itu, perlu upaya mendorong pengembangan aplikasi lokal atau nasional dan industri telekomunikasi yang lebih efisien.
Saat ini, sebagian besar pengguna internet di Indonesia memakai jaringan internet untuk mengunduh konten melalui aplikasi video dan Youtube. Sebaliknya, penggunaan konten lokal masih sangat terbatas. Konsumen Indonesia juga cenderung mencari konten gratis atau berbiaya murah.
”Kita harus mengedukasi pasar agar menggunakan aplikasi nasional dan memberikan insentif untuk pengembangan aplikasi lokal antara lain melalui regulasi,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Jakarta, Senin (11/12).
Kita harus mengedukasi pasar agar menggunakan aplikasi nasional dan memberikan insentif untuk pengembangan aplikasi lokal antara lain melalui regulasi.
Ia mengemukakan hal itu dalam peresmian kerja sama pembangunan proyek infrastruktur sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapura sepanjang 4.600 kilometer. Sistem komunikasi yang menghubungkan Australia dengan Singapura—dan melalui perairan Indonesia—itu digarap Alcatel Submarine Networks bekerja sama dengan Vocus Group dan PT XL Axiata Tbk.
Rudiantara mengatakan, industri telekomunikasi perlu efisien sehingga operator seluler bisa menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau. Kendala yang muncul, antara lain, karakter pengguna internet di Indonesia yang cenderung mengunduh aplikasi dari luar negeri. Akibatnya, lalu lintas penggunaan internet di Indonesia kebanyakan menggunakan aplikasi dari luar negeri dan jaringan internasional.
Untuk itu, kata Rudiantara, diperlukan edukasi bagi masyarakat pengguna internet agar menggunakan aplikasi nasional atau lokal. Penggunaan aplikasi nasional akan mengurangi beban operator untuk membangun jaringan internasional. Di sisi lain, pemerintah tengah fokus membangun infrastruktur jaringan data melalui Palapa Ring untuk memperluas akses jaringan data bagi daerah terpencil.
CEO Alcatel Submarine Networks M Phillippe Piron menargetkan jaringan itu diperkirakan siap beroperasi September 2018. Saat ini, pengguna internet di Indonesia lebih dari 150 juta orang. Dari jumlah itu, pengguna Facebook mencapai 126 juta orang. Hal itu menempatkan Indonesia pengguna internet terbesar ke-5 di dunia dan pasar pengguna internet yang potensial.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengemukakan, jaringan Singapura-Jakarta dengan kapasitas 30 terabyte (TB), serta Jakarta- Perth (Australia) berkapasitas 20 TB tersebut sekitar 6 kali lipat dari total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini. Jaringan baru Indonesia-Australia akan menurunkan ketergantungan jaringan ke Singapura yang selama ini menjadi jalur utama penghubung Indonesia dengan global. SKKL Australia–Indonesia-Singapura dapat menjadi jalur alternatif Indonesia ke jaringan global.
Chairman Vocus Group Vaughan Bowen mengatakan, investasi untuk proyek jaringan tersebut mencapai 170 juta dollar AS. Menurut dia, keberadaan jaringan ini dinilai penting untuk mendukung perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
Ekspansi
Dian mengatakan, infrastruktur merupakan aset utama perusahaan komunikasi. Hingga triwulan III-2017, sekitar 70 persen pendapatan perusahaan bersumber dari produk data. Untuk mendukung produk data yang kompetitif, diperlukan jaringan yang efisien agar biaya produksi bisa ditekan dan lebih terjangkau masyarakat.
Kapasitas SKKL yang sangat besar akan dapat dinikmati pelanggan XL Axiata, termasuk penyedia jasa layanan internet di Indonesia. Selain itu, mendukung ekspansi perusahaan ke layanan digital. ”Kami ingin menjadi pemain utama di dunia digital dan tengah berupaya menuju ke sana,” kata Dian. (LKT)