JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan didorong untuk melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Transformasi menjadi perusahaan publik ini dapat berdampak untuk meningkatkan modal kerja perusahaan, melakukan investasi, hingga akuisisi.
Salah satu perusahaan yang ikut mendorong transformasi menjadi perusahaan publik adalah PT Bank Central Asia Tbk. Senin (11/12), di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Central Asia (BCA) mengumpulkan sekitar 60 debitor korporasi dan komersial BCA yang belum menjadi perusahaan publik untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO).
Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono mengatakan, perusahaan publik bisa mendapatkan manfaat permodalan yang diperoleh dari pasar modal. ”Pasar modal menjadi sumber pendanaan strategis bagi perusahaan khususnya bank karena selalu membutuhkan modal,” ujar Armand.
Pasar modal menjadi sumber pendanaan strategis bagi perusahaan khususnya bank karena selalu membutuhkan modal.
Menurut Armand, BCA menjadi contoh perusahaan yang berkembang karena mendapatkan akses permodalan di bursa efek. BCA menjadi perusahaan publik pada 2000, selang dua tahun dari krisis moneter 1998. ”Saham BCA bisa naik signifikan karena menjadi perusahaan publik,” ujar Armand.
Saat IPO, saham BCA ditawarkan pada harga Rp 1.400 per lembar. Saat ini, harganya di level Rp 21.250.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengimbau agar perusahaan dengan utang perbankan di atas Rp 1 triliun untuk melakukan IPO. Perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) juga memiliki potensi yang besar untuk melakukan IPO.
Sementara itu, maskapai AirAsia Indonesia bekerja sama dengan BCA untuk pembayaran melalui KlikBCA Bisnis sehingga memudahkan pembayaran bagi agen perjalanan. CEO Grup AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan, sebagai maskapai berbasis digital, AirAsia sangat percaya pada keunggulan teknologi dalam meningkatkan layanan. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kunci sukses menghadapi tren layanan perbankan ke arah digital adalah melakukan adaptasi dengan tepat.
Di tempat terpisah, maskapai Garuda Indonesia menjalin kerja sama dengan Grab untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, penyedia jasa seperti Garuda Indonesia dan Grab dituntut untuk terus berinovasi. (DD15/ARN)