Proteksionisme Timbulkan Sentimen
BUENOS AIRES, KOMPAS — Organisasi Perdagangan Dunia menilai proteksionisme membahayakan perdagangan global. Proteksionisme menimbulkan sentimen negatif yang menghambat hubungan antarnegara. Untuk mengatasinya, perlu didorong perdagangan inklusif dan multilateral.
Tidak hanya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), empat negara di Amerika Selatan, yaitu Argentina, Brasil, Uruguay, dan Paraguay juga menyatakan perang terhadap proteksionisme. Keempat pemimpin negara itu menandatangani deklarasi bersama tentang pentingnya sistem perdagangan multilateral untuk menghadapi tantangan perdagangan dunia yang melambat.
Mereka juga menegaskan pentingnya sistem penyelesaian sengketa dan menerapkan perdagangan berbasis peraturan, transparan, inklusif, tidak diskriminatif, dan merata. Pernyataan bersama keempat presiden itu didukung pula perwakilan Kolombia, Guyana, Meksiko, Peru, dan Suriname.
Hal itu mengemuka dalam pembukaan Konferensi Tingkat Menteri WTO Ke-11 di Buenos Aires, Argentina, Minggu (10/12) waktu setempat, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Hendriyo Widi. Kegiatan yang dibuka Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo itu dihadiri empat presiden, yaitu Mauricio Macri (Argentina), Michel Temer (Brasil), Tabare Vazquez (Uruguay), dan Horacio Cartes (Paraguay).
Acara pembukaan itu dihadiri pula para menteri dan perwakilan menteri dari 164 negara anggota WTO. Delegasi Indonesia dipimpin Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo dan Duta Besar Indonesia untuk WTO Sondang Anggraeni.
Azevedo mengatakan, perdagangan dunia memang masih belum stabil kendati mulai membaik. WTO memproyeksikan perdagangan dunia pada tahun ini bisa tumbuh mencapai 3,6 persen dari proyeksi semula 2,7 persen.
Perdagangan dunia memang masih belum stabil kendati mulai membaik. WTO memproyeksikan perdagangan dunia pada tahun ini bisa tumbuh mencapai 3,6 persen dari proyeksi semula 2,7 persen.
Meski demikian, kondisi dan kebijakan politis sejumlah negara memberikan sentimen negatif terhadap perdagangan dunia. Salah satunya adalah proteksionisme yang diterapkan Amerika Serikat. ”Di tengah momentum perbaikan perdagangan dunia, kita harus meningkatkan sistem perdagangan multilateral untuk meningkatkan perdagangan antarnegara. WTO ingin semakin inklusif untuk menumbuhkan perdagangan dunia,” katanya.
Sumber pertumbuhan
Mauricio Macri mengatakan, sistem perdagangan multilateral menjadi sumber pertumbuhan dan perkembangan. Namun, kerap kali muncul tantangan bagi negara tersebut, terutama upaya melindungi produk-produk di dalam negeri.
”Ini merupakan tanggung jawab negara dalam menghadapi tantangan. Sebagai tuan rumah KTM WTO Ke-11, kami ingin WTO membahas sistem perdagangan multilateral yang lebih efisien sehingga dapat menjadi mesin pembangunan,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah KTM WTO Ke-11, kami ingin WTO membahas sistem perdagangan multilateral yang lebih efisien sehingga dapat menjadi mesin pembangunan.
Enggartiasto mengatakan, Indonesia juga turut mendorong perdagangan multilateral untuk meningkatkan ekspor. Salah satunya adalah mengupayakan perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) segera selesai.
”Di sisi lain, ada kepentingan nasional yang harus tetap dilindungi. Jangan sampai perdagangan dengan negara lain merugikan petani, peternak, nelayan, pelaku industri, dan pelaku usaha di dalam negeri,” katanya.