Bank Tingkatkan Uang Elektronik
JAKARTA, KOMPAS — Penetrasi kartu uang elektronik terus ditingkatkan. Upaya itu dilakukan perbankan dengan cara menjalin kemitraan satu sama lain untuk menerbitkan serta mempromosikan penggunaan uang elektronik untuk transaksi sehari-hari.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjalin kesepakatan strategis dengan 12 bank milik pemerintah dan swasta dalam bidang pencitraan bersama (co-branding) uang elektronik, Rabu (13/12), di Jakarta. Bank-bank itu adalah CIMB Niaga, BTN, Bank Jabar Banten (BJB), Bank Panin, dan BTPN. Selain itu, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Mayapada, Bank DBS Indonesia, Bank KEB Hana Indonesia, Bank OCBC NISP, dan Bank Agris.
Melalui kesepakatan kerja sama, 12 bank akan mendapat kemudahan menawarkan e-money, uang elektronik yang diterbitkan Bank Mandiri, dengan logo bank mitra tersebut. Nasabah bank mitra bisa memanfaatkan seluruh kanal transaksi dan isi ulang Bank Mandiri.
Director of Distributions Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, kesepakatan strategis tersebut merupakan upaya perusahaan mendukung gerakan nasional nontunai yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) sejak 2014. Namun, Bank Mandiri juga berharap kerja sama itu dapat membantu memperluas penetrasi pasar serta meningkatkan transaksi uang elektronik.
”Kalau dijual sendiri, kami rasa pangsa pasar uang elektronik tetap terbatas. Kami juga memaknai keberadaan uang elektronik sebagai sarana menjaga loyalitas nasabah,” ujarnya.
Kalau dijual sendiri, kami rasa pangsa pasar uang elektronik tetap terbatas. Kami juga memaknai keberadaan uang elektronik sebagai sarana menjaga loyalitas nasabah.
Sampai dengan November 2017, Bank Mandiri menerbitkan 13 juta uang elektronik. Jumlah transaksi melebihi 510 juta dengan total nilai sekitar Rp 5,45 triliun.
Menurut Hery, pihaknya sebenarnya sudah menyepakati pencitraan bersama e-money dengan enam bank mitra, yakni BPD Jateng, BJB, Bank Mayapada, Bank Mandiri Syariah, BTN, dan BPD Bali. Kartu yang diterbitkan bersama itu berjumlah 220.000. Pada Januari-November 2017, volume transaksi sekitar 2,5 juta atau naik empat kali lipat dibandingkan dengan Januari-November 2016.
Pada Januari-November 2017, nilai transaksi e-money dengan enam bank mitra sekitar Rp 20,2 miliar atau lima kali lipat dari Januari-November 2016.
Melengkapi
Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto mengemukakan, kesepakatan strategis pencitraan bersama e-money Bank Mandiri tersebut untuk melengkapi produk layanan Digibank. Digibank adalah bank digital yang diluncurkan DBS Indonesia sejak Agustus 2017. Sebelumnya, produk Digibank baru mencakup kemudahan mendaftar tabungan, asisten virtual, transfer, dan deposito.
Leonardo mengatakan, upaya pencitraan bersama itu sejalan dengan tren ekonomi berbagi. Tren ini mendorong efisiensi di berbagai sektor industri, tak terkecuali perbankan.
DBS Indonesia adalah salah satu mitra Bank Mandiri yang masih menunggu penerbitan izin uang elektronik dari BI. Diperkirakan, izin bisa diperoleh pada pertengahan 2018.
”Potensi transaksi memakai uang elektronik akan semakin besar pada tahun-tahun mendatang, misalnya, untuk belanja ritel. Perilaku masyarakat akan menjurus pada transaksi layanan bank yang praktis dan cepat,” katanya.
Director of Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kesepakatan strategis itu sebagai bentuk dukungan bank terhadap masyarakat nontunai. Keberadaan uang elektronik perlu juga dimaknai sebagai upaya menciptakan kenyamanan bertransaksi.
”Masyarakat memang masih banyak memakai uang elektronik untuk mengakses fasilitas transportasi publik. Sosialisasi pemakaiannya harus terus diperluas,” ujarnya.
Lani mengatakan, saat ini CIMB Niaga memiliki sekitar 6,5 juta nasabah. (MED)