”Ini sungguh pertama kali bagi perusahaan Indonesia untuk mencatat dalam bentuk rupiah dan komunitas internasional dalam kondisi yang baik. Kita bekerja keras bersama pihak London Stock Exchange dan akhirnya bisa kita wujudkan,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam acara pencatatan Komodo Bonds di London Stock Exchange, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Norbertus Arya Dwiangga, dari London, Inggris, Rabu (13/12).
Dalam acara tersebut hadir Minister of State, Foreign, and Commonwealth Office Greg Hands MP; Chief Executive Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, serta beberapa dirut BUMN lain.
Sebelum menerbitkan obligasi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah melakukan penjajakan ke beberapa kota, yaitu Hong Kong, Singapura, London, New York, dan Boston. Dari situ, didapatkan minat para investor sangat tinggi yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap Indonesia serta keyakinan mereka terhadap Jasa Marga.
Menurut Rini, dalam waktu sekitar 7 bulan, obligasi Komodo Bonds disiapkan hingga akhirnya terwujud. Nama Komodo dipilih untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Komodo adalah binatang purba yang dapat bertahan hidup ribuan tahun. Demikian pula diharapkan dari Komodo Bonds.
Tingginya minat investor terlihat dari permintaan yang mencapai lebih dari Rp 15,7 triliun atau lebih tinggi hampir 4 kali lipat (oversubscribed). Hal itu pula yang memungkinkan Jasa Marga untuk menurunkan tingkat bunga dari indikasi awal 7,875 persen menjadi 7,50 persen.
Menurut Desi, obligasi tersebut akan menjadi modal untuk membangun 16 proyek jalan tol yang tengah dikerjakan Jasa Marga. Total saat ini diperlukan dana Rp 57,52 triliun. Sementara yang bertindak sebagai joint global coordinators untuk melakukan transaksi adalah HSBC dan Mandiri Sekuritas. Bertindak sebagai jointlead managers and joint bookrunners adalah Deutsche Bank, HSBC, Mandiri Sekuritas, dan Standard Chartered Bank.
Greg Hands mengatakan, ambisi Indonesia untuk membangun infrastruktur akan didukung dengan keahlian yang dimiliki Inggris.