JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan kereta ringan (LRT) yang sangat mahal harus didukung penuh oleh semua pihak. Pasalnya, LRT akan membantu mengatasi kemacetan di Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi yang menimbulkan kerugian ekonomi lebih besar lagi.
”Pembangunan LRT itu sangat mahal, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah sendiri atau BUMN. Swasta, terutama pengembang yang mendapat manfaat dari keberadaan LRT itu, juga harus ikut mendukung pembangunan LRT. Kalau perlu, ikut urunan dana untuk investasi pembangunannya,” kata anggota Komisi V DPR, Nusyirwan Soejono, di Jakarta, Kamis (14/12).
Dia mengatakan, pengembang yang berada di sekitar LRT pasti akan menaikkan harga rumahnya ketika LRT sudah beroperasi. Keberadaan LRT akan menjadi nilai tambah karena penghuni mendapatkan kemudahan akses.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, LRT Jabodebek akan mampu mengurangi kemacetan karena bisa mengangkut 430 juta penumpang per tahun.
”Ke depan pilihan Jakarta untuk mengatasi kemacetan adalah dengan menggunakan transportasi massal dan pemerintah harus konsisten dalam melakukan pembangunan angkutan massal secara bertahap sehingga pada tahun 2025 diharapkan sudah bisa tercapai prasarana massal yang lengkap,” kata Budi.
Nusyirwan juga mengatakan bahwa konektivitas menjadi hal utama yang harus disediakan. Saat ini, bukan lagi waktunya untuk bereksperimen dengan sisa pembiayaan, melainkan harus konsentrasi pada persiapan operasi LRT.
”Kemudahan-kemudahan masyarakat untuk mencapai LRT harus diperhatikan agar bisa memberikan kemudahan masyarakat,” kata Nusyirwan.