JAKARTA, KOMPAS — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Sango Corporation sepakat berkolaborasi mengembangkan industri baja untuk kebutuhan sektor otomotif. Melalui kolaborasi ini, industri baja di dalam negeri diharapkan akan mampu memproduksi baja khusus bahan baku di sektor otomotif yang selama ini banyak diimpor.
”Ini merupakan milestone atau tonggak sejarah pendalaman struktur industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (15/12). Airlangga mengatakan hal itu seusai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama oleh Presiden Direktur Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dan Board Director of Sango Corporation Hashiguchi Tomoya.
Airlangga mengatakan, Sango Corporation dari Jepang merealisasikan investasi batang kawat (wire rod) untuk industri otomotif yang selama ini masih diimpor. ”Sekarang wire rod tersebut akan diproduksi di Krakatau Steel,” katanya.
Airlangga mengatakan, investasi sejumlah 95 juta dollar AS yang ditanamkan tersebut akan menghasilkan 40.000 ton batang kawat per tahun. Dengan demikian, devisa senilai 24 juta dollar AS per tahun dapat dihemat. Melalui investasi itu, pasokan terhadap industri otomotif juga akan semakin baik, karena jaminan kendali mutu.
”Selain itu, pengirimannya juga terjaga. Sebelumnya ketika impor, kalau terjadi kerusakan selama pelayaran, tidak bisa dikembalikan. Dengan diproduksi di Krakatau Steel akan memudahkan penggantian kalau ada kerusakan,” ujarnya. Menurut Airlangga, program peningkatan kandungan lokal mendapatkan dukungan dari industri seperti Sango yang merupakan salah satu pemasok suku cadang otomotif.
Mas Wigrantoro mengatakan, bentuk kerja sama Krakatau Steel dan Sango. ”Pada tahap pertama mereka akan mengimpor billet atau bahan baku wire rod dari Jepang,” katanya.
Bahan baku itu kemudian diolah Krakatau Steel. Sambil berjalan, Krakatau Steel akan berinvestasi di pabrik batang kawat untuk meningkatkan kemampuan memproduksi batang kawat sesuai standar. ”Kami nantinya akan menggunakan billet yang dihasilkan Krakatau Steel. Batang kawat ini untuk kebutuhan sektor otomotif. Mereka kemudian akan pabrikasi menjadi komponen otomotif,” kata Mas Wigrantoro.
Pada tahap awal akan diproduksi 40.000 ton batang kawat per tahun. Peluang kenaikan produksi akan dievalusi sesuai evaluasi daya serap pasar. ”Sekarang ini kebutuhan setiap tahun sekitar 150.000 ton. Produksi 40.000 ton ini akan mengurangi pasokan dari Jepang jadi tinggal 110.000 ton,” katanya. (CAS)