SUKABUMI, KOMPAS — Kemacetan parah di sepanjang jalur jalan raya Bogor-Sukabumi di Jawa Barat diharapkan bisa segera terurai. Untuk itu, pemerintah menggarap prasarana transportasi alternatif satu per satu.
Prasarana alternatif itu berupa jalan tol, jalur kereta api, dan bandar udara. Keberadaan prasarana ini sekaligus membuka peluang pertumbuhan ekonomi di Sukabumi dan sekitarnya.
Presiden Joko Widodo, Jumat (15/12), di Sukabumi, meresmikan dimulainya pembangunan jalur rel ganda kereta api Bogor-Sukabumi. Dalam peletakan batu pertama ini, Presiden disertai Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Hadir pula Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Sukabumi M Muraz.
Dalam sambutannya, Presiden menceritakan, pernah menempuh perjalanan tanpa pengawalan selama 6 jam dari Bogor ke Sukabumi. Saat itu, ia belum menjabat Presiden RI.
Presiden menambahkan, banyak masyarakat yang mengeluhkan waktu tempuh 6 jam itu. Perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, sampai Sukabumi bisa mencapai 9 jam.
"Makan waktu 6 jam, padahal cuma 60 kilometer. Hal seperti ini tidak boleh kita terus-teruskan," kata Presiden.
Makan waktu 6 jam, padahal cuma 60 kilometer. Hal seperti ini tidak boleh kita terus-teruskan
Selain jalur rel ganda kereta api, di jalur Bogor-Sukabumi juga sedang dibangun Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Di samping itu, bandara untuk Sukabumi juga disiapkan.
Setelah Jalan Tol Bocimi selesai pada 2019 serta bandara dan jalur rel ganda selesai pada 2020, lanjut Presiden, masyarakat memiliki pilihan moda transportasi. Warga bisa memilih untuk melintasi jalan tol, kereta api, atau menggunakan pesawat.
Dikembangkan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan jalur rel ganda Bogor-Sukabumi akan dikembangkan dengan jalur Sukabumi-Padalarang. Menurut Budi Karya, ada 95,77 km jalur yang masih aktif pada ruas Sukabumi-Cianjur dan 44,6 km yang tidak aktif di ruas Cianjur-Padalarang. Adapun untuk jangka panjang, jalur ini akan dikembangkan sampai ke Yogyakarta sepanjang sekitar 542 km. (INA)