Menikmati Produk Baru Rasa Lawas
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Taufik Wiraatmadja, beberapa waktu lalu, mengatakan, rasa kaldu ayam kemungkinan merupakan rasa yang dibawa dari Jepang. Tantangannya adalah membuat rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Saat rasa kari keluar, rasa ini ternyata cocok dengan rasa yang disukai orang Indonesia. Konsumen mendapatkan makanan yang rasanya cocok dengan rasa orang Indonesia, kemudian digabungkan dengan mi instan.
Indomie tetap disukai konsumen karena Indofood terus berinovasi. Setiap tahun, mereka meluncurkan satu produk baru. Selain mengeluarkan cita rasa nasional, mereka juga mengeluarkan cita rasa regional. Di samping itu, untuk produk, mutunya terus diperbaiki.
Dalam setahun, Indofood memproduksi lebih dari 12 miliar bungkus Indomie, baik untuk pasar dalam maupun luar negeri. Indofood mengekspor Indomie ke hampir semua negara. Di Afrika, mereka menjual lisensi nama Indomie. Sementara di dalam negeri, mereka menambah pabrik. Tahun lalu, Indofood menambah satu pabrik di Cirebon. Sebelumnya, mereka membangun pabrik di Palembang.
HMD Global, pemegang lisensi merek ponsel Nokia, merilis ponsel legendaris Nokia 3310 sehari sebelum Mobile World Congress (MWC) 2017, Minggu (26/2). Nokia 3310 versi terbaru sedikit berbeda dibanding produk lawasnya. Layarnya berukuran lebih besar. Permukaan pinggir didesain lebih melengkung. Meski demikian, Nokia 3310 reborn masih mempertahankan gaya lama: tombol ketik numerik khas featured phone.
Kesan klasik lain yang tetap dipertahankan oleh HMD Global adalah gim Snake dan kemampuan baterai yang tahan lama. Bahkan, HMD Global meningkatkan kapasitas daya baterai sampai 1.200 mAh.
Lalu, bagaimana tanggapan penggemar Nokia sejauh ini? Rizky Andriansyah, founder Nokianesia (komunitas penggemar ponsel Nokia), mengatakan, Nokia 3310 reborn mengobati rasa penasaran penggemar setelah merek Nokia vakum hampir tiga tahun.
”Orang sempat mengira merek Nokia sudah ’mati’. Namun, begitu Nokia 3310 reborn keluar, para penggemarnya langsung gembira. Seperti penggemar lainnya, ada rasa nostalgia ketika saya menggenggam dan menggunakan ponsel itu,” ujar Rizky.
Mayoritas penggemar Nokia, katanya, membeli Nokia 3310 reborn karena berbagai faktor. Alasan pertama adalah nostalgia. Berikutnya adalah koleksi. Terakhir, mereka membutuhkan ponsel untuk mengakses layanan telepon dan pesan pendek.
Pertahankan kekuatan
Head of Marketing HMD Global Wilayah Asia Pasifik Shane Chiang, beberapa waktu lalu, menyebutkan, ada tiga seri ponsel pintar Nokia Android yang siap dipasarkan di Indonesia. Ketiganya adalah Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6. Semuanya telah di- perkenalkan ke pasar global per Juni 2017.
Masing-masing seri tetap mempertahankan kekuatan lama Nokia, yaitu kualitas, kesederhanaan, keandalan, dan desain yang khas. ”Dengan kekuatan-kekuatan itu, HMD Global ingin merangkul kembali penggemar lama ponsel merek Nokia. Tidak ketinggalan, generasi milenial,” ujar Shane.
Produsen otomotif juga tak ketinggalan memasarkan produk retro klasik. Kawasaki Motor Indonesia, misalnya, belum lama ini mengeluarkan produk anyarnya, Kawasaki W175, yang bertampang retro klasik untuk publik Indonesia. Direncanakan, motor ini juga akan diekspor ke beberapa negara tetangga.
Deputy Head Sales & Promotion Division Kawasaki Motor Indonesia Michael Chandra Tanadhi, di Jakarta, mengatakan, mereka membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk menyelami kondisi pasar otomotif roda dua sebelum memutuskan untuk memproduksi secara massal W175.
”Kami juga bertanya ke bengkel custom di Jakarta dan di Indonesia, mereka mengiyakan kalau makin bayak anak muda senang dengan motor retro,” kata Michael.
Sementara Astra Honda Motor, untuk motor retro klasik, masih mengandalkan CMX 500 Rebel atau dikenal dengan sebutan Honda Rebel. Dengan banderol Rp 147,3 juta, motor bertampang retro ini masuk dalam jajaran Honda Big Bike atau motor besar Honda, bersanding dengan beberapa produk lainnya, seperti CB500x, CB500F, Africa Twin, dan CBR1000RR FIreblade.
Ahmad Muhibbuddin, Deputy Head Corporate Communication Astra Honda Motor, mengatakan, dalam pengembangan produk baru memang biasanya pabrikan asal Jepang ini selalu menggunakan hasil survei sebelum benar-benar merilis motor anyar untuk dipasarkan.
(A MARYOTO/MEDIANA/MAHDI MUHAMMAD)