JAKARTA, KOMPAS — Kementerian perdagangan mencatat harga beras medium saat ini mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi. Oleh karena itu, operasi pasar untuk memantau harga beras jelang Natal dan Tahun Baru semakin digencarkan hingga ke pasar tradisional dan warung-warung.
Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pemerintah melakukan evaluasi terkait gejolak harga beras di daerah dan menetapkan langkah untuk melakukan operasi pasar dari beras medium. Operasi pasar ini bertujuan untuk menekan kenaikan harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET).
Enggar mengatakan, operasi pasar beras medium akan dilakukan secara intensif dari kota atau kabupaten hingga daerah yang berpotensi penyerapan konsumsinya tinggi.
”Pasar tradisional dan warung-warung akan diisi oleh beras kualitas medium dari Bulog. Pedagang mendapatkan keuntungan dan pedagang wajib menjual dengan HET, yaitu Rp 9.450,” ujar Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (18/12).
Enggar mengakui, saat ini di beberapa daerah, seperti Pontianak dan Sorong, memang terjadi sedikit kenaikan harga beras medium di atas HET. Kenaikan harga beras medium tersebut mencapai sekitar Rp 10.000 per kilogram (kg).
Secara nasional, kenaikan harga beras tercatat sebesar 0,3 persen. Namun, menurut Enggar, terdapat juga beberapa daerah yang menjual beras medium dengan harga Rp 9.000 per kg atau turun dari HET.
Enggar menjelaskan, pemerintah juga akan memasok beras berapa pun yang dibutuhkan daerah tersebut karena serapan beras yang maksimal. Produksi beras medium dan premium serta jenis lainnya juga dijamin akan terserap aman.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga memandang perlu dilakukan evaluasi terhadap data persediaan beras dan penghitungan produksi. Wapres juga mengimbau untuk berhati-hati terhadap stok beras meskipun panen pada Januari-Februari nanti akan menambah stok.
Sejak Senin lalu, pemerintah melalui Perum Bulog juga mulai menggelar operasi pasar di 82 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, operasi menyasar 198 pasar di 82 kota/kabupaten.
Sejauh ini distribusi beras operasi telah menjangkau sekitar 100 pasar. Ada sekitar 260.000 ton cadangan beras pemerintah yang bisa digunakan untuk operasi pasar. Namun, sebagian di antaranya akan dicadangkan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan dalam penanganan bencana alam. (Kompas, 13/12). (DD15)