Pengembang Mengutamakan Pengalaman Konsumen
Pengalaman konsumen menjadi perhatian utama pengembang aplikasi dan gim saat menciptakan fitur baru. Mereka tidak segan memanfaatkan inovasi terkini, seperti kecerdasan buatan (AI) dan realitas virtual (VR) di dalam pengembangan produk.
Pada acara Playtime South East Asia 2017 di Singapura, November lalu, para pengembang atau pelaku industri aplikasi dan gim hadir untuk berbagi pengalaman, beyond apps. Artinya, mereka tidak sekadar menciptakan aplikasi dan gim. Setelah selesai produksi, mereka masih mengembangkan tambahan fitur demi memuaskan konsumen.
Terkait pemanfaatan AI dan VR, tiga pengelola perusahaan aplikasi dan gim, yakni Senior Vice President of Product and Engineering Rakuten Viki Alex Chan, Co-Founder and Chief Technology Officer Carousell Lucas Ngoo, dan Chief Game Designer VNG Corporation But Nguyen Quoc berbagi kisah.
Rakuten Viki merupakan aplikasi televisi yang memungkinkan orang menemukan dan menonton tayangan pada jam utama ataupun film dengan lebih dari 200 bahasa. Viki adalah singkatan dari video dan wiki. Rakuten menginginkan siapapun yang menggunakan aplikasi ini bisa mudah menelusuri banyak katalog video tayangan maupun film.
Alex mengatakan, pelanggan mereka sudah bisa menggunakan Rakuten Viki bersamaan dengan Google Home, semacam asisten pribadi virtual yang bertugas mendampingi konsumen saat di rumah atau di kantor. Google Home berbentuk pengeras suara dengan mikrofon untuk mendeteksi suara manusia.
Cara kerja Rakuten Viki dan Google Home cukup sederhana. Pelanggan Rakuten Viki bisa memerintahkan Google Home mengerjakan keinginan yang muncul selama menonton video, misalnya, mempercepat durasi tayangan dan menambah layanan terjemahan (subtitle).
Menurut dia, model pemanfaatan AI seperti itu baru masuk fase awal. Untuk strategi jangka panjang, Rakuten menginginkan setiap penambahan fitur baru mengutamakan pengalaman konsumen.
Sementara Carousell merupakan aplikasi iklan baris yang didirikan empat tahun lalu. Sejak awal didirikan, Carousell hanya bisa dipakai di perangkat bergerak.
Jutaan pesan
Menurut Lucas, setahun terakhir, Carousell memanfaatkan AI untuk memberi tambahan layanan pada pengguna pedagang dan konsumen. AI membantu memproses pengatalogan barang agar siap tayang sebagai iklan. AI juga menolong pemrosesan pesan permintaan transaksi dari konsumen.
”Setiap hari kami menerima jutaan pesan, baik pemasangan maupun permintaan transaksi iklan. Kami juga harus cermat menyusun katalog kategori barang yang diiklankan pedagang. Tentu, AI sangat membantu kinerja kami sehari-hari,” ujarnya.
Lucas mengatakan, cara kerja perusahaannya biasa disebut iklan baris 3.0. Dua generasi sebelumnya, yaitu iklan baris 1.0, dikerjakan oleh koran.
Sementara VNG Corporation, perusahaan teknologi asal Vietnam, menawarkan konten digital dan hiburan daring, jejaring sosial, dan perdagangan secara elektronik atau e-dagang.
Buu dari VNG menuturkan, pemanfaatan VR memperkuat pengalaman bermain gim. Ini termasuk strategi inovasi VNG sampai lima tahun mendatang.
Untuk gim pada sistem Android bernama Dead Target, kata Buu, pengguna bisa memainkan gim bersama VR. Keberadaan VR menambah keseruan bermain, apalagi Dead Target tergolong gim aksi dengan latar permainan Perang Dunia III yang dipenuhi zombie.
Senior Product Manager Google Play Larry Yang mengatakan, pihaknya rutin memberikan informasi pembaruan fitur dalam platform Android kepada para pengembang aplikasi dan gim. Fitur itu bukan hanya mengenai tampilan desain, melainkan juga cara menggarap potensi bisnis aplikasi dan gim.
Terkait fitur berlangganan, misalnya, beberapa waktu lalu, Google mengumumkan langkah mempertahankan pelanggan melalui notifikasi pergerakan perilaku pelanggan. Fitur ini membantu pengembang aplikasi dan gim mengetahui keinginan konsumen sehingga inovasi mereka lebih terarah. (MEDIANA)