JAKARTA, KOMPAS — Seluruh ruas tol Trans-Jawa dan sebagian tol Trans-Sumatera dipastikan telah memiliki badan usaha jalan tol untuk pembangunannya. Kini tinggal didorong pembebasan lahan dan konstruksi jalan tolnya.
”Sampai ke Banyuwangi, Jawa Timur, sekarang telah ada badan usahanya. Alokasi dukungan untuk tol Trans-Sumatera terpenuhi. Maka, tinggal mempercepat pembangunannya,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Rabu (20/12), di Jakarta.
Kepastian itu terjadi setelah perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) ruas Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172,91 kilometer ditandatangani pada pekan lalu. Ruas Probolinggo-Banyuwangi yang akan dibangun PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi itu akan tersambung dengan ruas tol Pasuruan-Probolinggo. Dengan demikian, seluruh tol Trans-Jawa mulai dari barat sampai ke timur telah memiliki badan usaha.
Di tol Trans-Sumatera, pemerintah memberikan dukungan konstruksi jalur tol sepanjang 80 km di ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung. Pembangunan dilakukan badan usaha dari ruas jalan tol di Jawa yang telah layak secara keuangan.
Dari 80 km bagian dukungan konstruksi itu, tinggal sekitar 13 km yang belum jelas badan usahanya. Untuk itu, dalam penandatanganan PPJT ruas tol Jakarta-Cikampek II Selatan, ditandatangani pula dukungan konstruksi untuk bagian dari tol Terbanggi Besar-Kayu Agung sepanjang 15 km. Adapun ruas tol Jakarta-Cikampek II Selatan yang akan dibangun PT Jasamarga Japek Selatan akan menghubungkan Jatiasih-Cipularang- Sadang sepanjang 64 km.
Meskipun lalu lintas harian Tol Probolinggo-Banyuwangi kemungkinannya kecil, tidak diperlukan dukungan pemerintah. Namun, di dalam PPJT bisa dilakukan penambahan konsesi tol jika lalu lintas harian lebih rendah daripada perhitungan awal. Adapun konsesi tol Probolinggo-Banyuwangi adalah 35 tahun.
Secara terpisah, sebelumnya, Direktur PT Waskita Karya (Persero) Tbk M Choliq mengatakan, 18 ruas tol yang dimiliki perseroan akan dijual semua melalui divestasi. Penjualan bisa dilakukan untuk masing-masing ruas atau dibeli secara berkelompok. Tahun depan, ditargetkan nilai divestasi mencapai Rp 4 triliun.