Layanan Digital untuk Meningkatkan Jumlah Investor
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kustodian Sentral Efek Indonesia selaku regulator pasar modal bertekad meningkatkan jumlah investor pasar modal. Salah satu caranya dengan meluncurkan aplikasi berbasis digital yang memudahkan investor melakukan rapat umum pemegang saham.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan hal ini dalam paparan kinerja KSEI 2017 dan rencana pengembangan 2018 di Jakarta, Rabu (27/12).
Berdasarkan data dari KSEI, jumlah investor di pasar modal RI hingga Desember 2017 sebanyak 1,1 juta investor. Sementara nilai aset yang disimpan KSEI hingga saat ini mencapai Rp 4.200 triliun. Adapun kapitalisasi pasar PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar Rp 6.952 triliun per Rabu kemarin.
”Kami akan terus meningkatkan layanan kepada semua investor, emiten, dan regulator. Kami akan berupaya untuk terus meningkatkan jumlah investor,” kata Friderica.
Salah satu upaya yang dilakukan KSEI tersebut adalah dengan mengembangkan layanan berbasis digital bernama electronic proxy. Dengan layanan digital ini, investor bisa terbantu menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) secara dalam jaringan (daring).
Salah satu upaya yang dilakukan KSEI tersebut adalah dengan mengembangkan layanan berbasis digital bernama electronic proxy.
Pengembangan layanan aplikasi digital ini sesuai dengan segmen investor pasar modal RI, yang sekitar 26,24 persen di antaranya berusia 21-30 tahun.
Menurut Friderica, investor berusia 31-40 tahun sekitar 25,12 persen dari total investor pasar modal. Adapun kelompok usia 41-50 tahun sekitar 23,02 persen, usia 51-60 tahun sekitar 13,95 persen, dan kelompok usia 61-70 tahun sekitar 5,81 persen. Sementara investor berusia di bawah 20 tahun sekitar 3,82 persen, dan investor berusia 71-80 tahun sekitar 1,71 persen.
”Berdasarkan data kelompok usia tersebut, investor Indonesia didominasi generasi yang akrab dengan dunia digital,” ujarnya.
Melalui electronic proxy, kata Friderica, investor dapat memberikan kuasa secara elektronik kepada perwakilan yang hadir dalam RUPS.
Pihak KSEI telah menunjuk Lembaga Kustodian Sentral asal Turki, Merkezi Kayit Kurulusu, sebagai pengembang platform tersebut. Electronic proxy yang akan diterapkan pada 2018 merupakan tahap awal dari pengembangan platform electronic voting yang ditargetkan dapat digunakan pada 2019.
Friderica menambahkan, pada 20 Desember 2017, pihaknya telah menandatangani kerja sama dengan Bank Indonesia terkait Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Sertifikat Deposito yang ditransaksikan di pasar uang. ”Penunjukan KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan Sertifikat Deposito diharapkan berdampak terhadap pertumbuhan pasar sertifikat deposito,” ujarnya.
Rekor
Kemarin pagi, jajaran direksi dan komisaris KSEI membuka perdagangan di BEI sebagai seremoni Ulang Tahun Ke-20 KSEI yang jatuh pada 23 Desember 2017.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin dibuka pada posisi 6.214,259. IHSG membukukan rekor baru pada penutupan bursa, dengan menyentuh posisi 6.277,165.
Direktur Penilaian BEI Samsul Hidayat berharap, KSEI dapat meningkatkan kontribusi terhadap kinerja pasar modal. Apalagi, KSEI meningkatkan kerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
”KSEI punya peran besar dalam upaya menggiatkan pengembangan pasar keuangan. Diharapkan KSEI dapat meningkatkan pelayanan kepada pemangku kepentingan, baik emiten, investor, maupun sesama regulator,” ujarnya. (DIM)